KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (
ADMR) berupaya terus memaksimalkan penjualan batubara metalurgi yang menjadi spesialisasi perusahaan tersebut pada 2023. Dalam berita sebelumnya, ADMR menargetkan penjualan batubara sekitar 3,8 juta ton sampai 4,3 juta ton pada 2023. Perusahaan ini juga memiliki target produksi batubara jangka menengah sebanyak 6 juta ton per tahun. Sedangkan hingga kuartal I-2023, penjualan batubara ADMR tercatat sebesar 0,85 juta ton atau turun 16% dibandingkan realisasi penjualan kuartal I-2022 sebesar 1,02 juta ton. Presiden Direktur Adaro Minerals Indonesia Christian Ariano Rachmat mengatakan, permintaan batubara metalurgi secara global masih cukup menjanjikan sepanjang 2023 berjalan. Tantangannya ada pada pergerakan harga komoditas tersebut yang fluktuaktif di pasar global.
Baca Juga: Adaro Minerals Indonesia (ADMR) Genjot Penyelesaian Pembangunan Smelter Aluminium “Harga batubara metalurgi naik-turun terus, tapi masih bagus dan tetap bisa memberi profitabilitas yang optimal bagi Adaro,” ungkap sosok yang biasa disapa Ario tersebut dalam konferensi pers, Rabu (10/5). Sampai saat ini, sekitar 70%-80% batubara hasil produksi ADMR dijual ke pasar ekspor, yang mana sebagian besar ditujukan ke China, Jepang, dan India. ADMR pun terus melakukan diversifikasi penjualan batubara ke negara-negara lainnya seperti Korea Selatan, Taiwan, termasuk untuk pasar domestik.
Untuk mendongkrak kemampuan produksi, ADMR meningkatkan infrastruktur yang ada di area pertambangannya. Salah satu yang menjadi fokus ADMR adalah peningkatan kualitas hauling road atau jalan pengangkutan batubara. Selain itu, ADMR juga berusaha menekan berbagai pengeluaran hingga serendah mungkin demi efisiensi operasional bisnis. “Harga batubara tidak bisa kami kontrol. Yang bisa kami lakukan adalah mengontrol biaya-biaya pengeluaran,” tandas dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .