ADB: Ekonomi Filipina bisa tumbuh hingga 6,8% tahun 2018



KONTAN.CO.ID - MANILA. Asian Development Bank (ADB), telah menegaskan kembali pandangannya bahwa ekonomi Filipina akan tumbuh lebih cepat di tahun-tahun mendatang karena meningkatnya sektor manufaktur dan investasi lainnya.

Mengutip GMA News, Sabtu (5/5), Direktur Jenderal ADB untuk Asia Tenggara, Ramesh Subramaniam mengatakan peningkatan produktivitas dan investasi tenaga kerja di negara itu - khususnya di bidang manufaktur dan teknologi- akan membangun kapasitas produktif ekonomi.

“Ini berarti, ada ruang lebih lanjut bagi ekonomi Filipina untuk tumbuh,” kata Subramaniam dalam pengarahan media selama Pertemuan Tahunan ADB ke-51 di Pasig City, dilansir dari GMA News.

Ramesh mengatakan, pemberi pinjaman multilateral tidak melihat "risiko material apa pun yang terlalu panas bagi Filipina. Bahkan Filipina dinilai telah menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan tercepat di Asia dalam beberapa tahun terakhir. Pernyataan Ramesh ini mengacu pada perkataan Ekonom utama Bank Dunia, Birgit Hansl yang mengatakan bulan lalu bahwa ekonomi Filipina beresiko terlalu panas.

Ramesh mengatakan meningkatnya investasi cukup memenuhi permintaan domestik yang kuat, sehingga membantu menjaga inflasi relatif mudah dikelola.

Berdasarkan perkiraan terbaru ADB, ekonomi Filipina akan tumbuh sebesar 6,8% tahun ini dan 6,9% pada 2019, naik dari 6,7% pada tahun 2017.

Pemerintah menargetkan Filipina bisa mencapai status pendapatan menengah atas pada tahun 2019 dan memangkas angka kemiskinan hingga sekitar sepertiganya menjadi 14% pada tahun 2022.

Pendorong pertumbuhan meliputi peningkatan investasi sektor swasta, belanja infrastruktur pemerintah, dan konsumsi rumah tangga.

Ramesh mengatakan bahwa ADB sangat tertarik untuk beradaptasi dengan perubahan kebutuhan pembiayaan negara anggota, termasuk mereka yang mencapai tingkat pendapatan yang lebih tinggi seperti Filipina.

ADB sebelumnya telah menyatakan dukungannya kepada program infrastruktur ambisius Filipina, yaitu “Build Build Build”, di mana pemerintah akan menghabiskan sekitar US$ 160 miliar untuk infrastruktur publik yang vital di seluruh negeri.

Kebutuhan dana ini akan dibiayai oleh campuran antara penerimaan pajak dan pinjaman, termasuk bantuan pembangunan resmi, yang menawarkan suku bunga jauh lebih rendah daripada tarif komersial.

Di antara pembiayaan infrastruktur yang diumumkan baru-baru ini dari ADB adalah pinjaman US$ 380 juta untuk 280 kilometer jalan nasional dan jembatan di Mindanao.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie