ADB Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Asia



MANILA. The Asian Development Bank (ADB) menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Asia dari 7,5% menjadi 7,9%. ADB merevisi angka ini setelah melihat data pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama.

ADB mencatat, naiknya pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia ini ditunjang oleh kenaikan ekspor, meningkatnya permintaan, serta efektifnya program stimulus yang diterapkan oleh pemerintah di negara-negara Asia.

Meski begitu, ADB memperingatkan akan adanya beberapa faktor yang berpotensi mengganggu pertumbuhan ekonomi Asia di semester kedua ini. Misalnya saja ketidakpastian permintaan, arus dana asing, hingga fluktuasi nilai tukar valutas asing.


"Meningkatnya ekspor dan kepercayaan konsumen membantu pemulihan ekonomi di kawasan Asia. Dari semua kawasan, Asia Tenggara menjadi yang terdepan dalam hal pertumbuhan ekonominya," imbuh Kepala Ekonom ADB Jong-Wha Lee.

Sekadar informasi, ada sekitar 45 negara yang tergabung ke dalam ADB. Masing-masing tersebar di Asia Tengah, Asia Timur, Asia Selatan, Asia Tenggara, hingga kawasan Pasifik.

Asia Tenggara menjadi kawasan yang paling tinggi pertumbuhan ekonominya, dari perkiraan awal tahun yang sebesar 5,1%, menjadi 6,7%. ADB mencatat, pertumbuhan ekonomi di lima negara besar, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand, yang melebihi ekspektasi, menjadi kontributor utama dari naiknya pertumbuhan ekonomi di kawasan ini.

Sementara Asia Timur yang meliputi Korea, China, termasuk Hongkong dan Taiwan, hanya naik tipis, dari 8,3% menjadi 8,4%. Kawasan Asia Selatan juga naik tipis dari proyeksi April yang sebesar 7,4%, menjadi 7,5%. Asia Tengah naik dari 4,7% menjadi 4,8%. Dan terakhir kawasan Pasifik dari 3,7% menjadi 3,8%.

Editor: Uji Agung Santosa