ADB pangkas pertumbuhan ekonomi Nepal pasca gempa



JAKARTA. Asian Development Bank (ADB) memperkirakan ekonomi Nepal akan terkena dampak sangat signifikan akibat gempa yang terjadi beberapa waktu lalu. Sebab, gempa bumi yang mengguncang dengan kekuatan 7,8 skala richter telah menghancurkan banyak fasilitas umum seperti Jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit, hingga fasilitas air bersih.

Akibatnya, ADB harus menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Nepal untuk bulan Maret ini menjadi 4,2%. Sebelumnya, dalam Asian Develompment Outlook (ADO), pertumbuhan ekonomi Nepal pada bulan Maret sebesar 4,6%.

"Kegiatan produksi, terutama di sektor jasa sudah cukup terganggu dengan gempa bumi yang terjadi, terutama karena adanya kerusakan infrastruktur," begitu kutipan hasil analisis ADB yang diterima KONTAN, Senin (4/5).


Sektor jasa merupakan tulang punggung kegiatan ekonomi di Nepal. Dengan terjadinya gempa, maka aktivitas jasa perjalanan otomatis terganggu. Sektor ini telah memberi kontribusi sebesar 9% terhadap Gross Domestic Product (GDP), berdasarkan tahun fiskal 2014 lalu.

Sementara itu, untuk tahun 2015 ini secara kesuluruhan ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi Nepal antara 3%-3,5%. Padahal pada tahun 2014 lalu pertumbuhan ekonomi Nepal sebesar 5,2%. Namun, ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan kembali meningkat pada tahun 2016.

Sementara itu untuk tingkat inflasi, ADB memperkirakan laju kenaikan harga di Nepal akan lebih tinggi dari perkiraan menjadi 8% dari 7,7%. Itu karena harga untuk makanan akan meningkat, bahkan inflasi untuk sektor bahan makanan di Nepal akan menyentuh double digit.

Hasil analisis ADB juga menyebutkan, defisit anggaran Nepal akan menyentuh angka 0,1% terhadap GDP. Sebetulnya menurut ADB kondisi fiskal Nepal masih bisa terkendali. Begitupun dengan neraca transaksi berjalan alias current account akan mengalami surplus sebesar 2,7%.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie