ADB proyeksi CAD tahun ini 2,6% dari PDB



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asian Development Bank (ADB) memproyeksi current account deficit (CAD) pada tahun ini melebar sampai 2,6% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Hal ini disebabkan oleh kuatnya investasi swasta di Indonesia dan impor barang modal meningkat untuk mendukung proyek infrastruktur. Di saat bersamaan, pertumbuhan ekspor tetap dalam dua digit tetapi kemungkinan melambat dalam jangka pendek akibat harga minyak dan komoditas yang cenderung datar. Adapun, arus masuk bersih dari investasi langsung asing dan modal portofolio juga menurun. Meski demikian, hal ini tidak demikian menandakan fundamental ekonomi Indonesia buruk. Sebab, faktor pendorong CAD yang melebar ini masih terkendali. “Kami tidak lihat alasan apapun untuk panik. Semua masih on the track. Kami senang mendengar upaya dari pemerintah dan Bank Indonesia (BI) untuk memperkecil CAD dan kami support usaha itu,” kata kata Kepala Perwakilan ADB di Indonesia Winfried Wicklein di Kantor ADB, Jakarta, Rabu (26/9). Meski demikian, ia mengatakan, CAD yang diproyeksi melebar ke 2,6% dari PDB ini masih berisiko. Sebab, masih ada gejolak perang dagang antara China dan AS. “Susah memprediksi bagaimana akan berakhirnya ketegangan di perdagangan ini,” ucapnya. Dengan demikian, ADB juga memproyeksi level CAD pada tahun ini juga belum akan berkurang hingga tahun depan. Apalagi, investasi swasta juga diperkirakan masih akan tetap tumbuh di tahun depan. “Dengan investasi swasta yang lebih kuat, CAD akan lebar 2,6% dari PDB tahun ini dan tahun depan. Monitoring jadi penting dalam hal ini,” kata ekonom ADB Emma Ellen di lokasi yang sama. Asal tahu saja, Bank Indonesia memprediksi, CAD akan turun menjadi 2,5% terhadap PDB pada akhir tahun. Sementara pada kuartal II tahun 2018, neraca berjalan telah defisit sebesar 3% terhadap PDB atau sebesar US$ 8 miliar. Turunnya CAD di akhir tahun ini menurut BI, utamanya disebabkan pergantian penggunaan bahan bakar solar dengan biodiesel (B20). Dengan penggunaan B20, pemerintah dapat mengurangi impor minyak mentah (crude oil) hingga US$ 2,2 miliar. “Juga penggunaan TKDN dan kenaikan di sektor pariwisata, sehingga untuk tahun ini CAD bisa mengarah ke 2,5% dari PDB,” ucap Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Narita Indrastiti