KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memberi sinyal akan melonggarkan likuiditas melalui kebijakan makroprudensial yang akomodatif. Saat ini, kebijakan tersebut masih dalam pengkajian. "Saya pikir bisa saja giro wajib minimum (GWM) dan penyangga likuiditas makroprudensial (PLM) dilonggarkan jika BI ingin memfasilitasi pertumbuhan kredit," jelas Ekonom Asian Development Bank Institute (ADBI) Eric Sugandi saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (22/2). Dari supply side alias penawaran, jelas Eric, kebijakan makroprudensial BI memang telah dan sedang diarahkan agar likuiditas cukup ketika suku bunga acuan bank sentral alias BI-7DRRR dinaikkan. Terutama untuk likuiditas rupiah. "Tapi pelu dilihat juga demand side-nya (permintaan)," ujar Eric.
ADBI: Makroprudensial bisa diperlonggar jika ingin memfasilitasi pertumbuhan kredit
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memberi sinyal akan melonggarkan likuiditas melalui kebijakan makroprudensial yang akomodatif. Saat ini, kebijakan tersebut masih dalam pengkajian. "Saya pikir bisa saja giro wajib minimum (GWM) dan penyangga likuiditas makroprudensial (PLM) dilonggarkan jika BI ingin memfasilitasi pertumbuhan kredit," jelas Ekonom Asian Development Bank Institute (ADBI) Eric Sugandi saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (22/2). Dari supply side alias penawaran, jelas Eric, kebijakan makroprudensial BI memang telah dan sedang diarahkan agar likuiditas cukup ketika suku bunga acuan bank sentral alias BI-7DRRR dinaikkan. Terutama untuk likuiditas rupiah. "Tapi pelu dilihat juga demand side-nya (permintaan)," ujar Eric.