JAKARTA. Berinvestasi sama seperti menabung, demi kenyamanan di masa depan. Inilah prinsip yang dipegang Ade Bungsu, Head of Proposition PT Zurich Topas Life.Bagi Ade, berinvestasi layaknya sebuah kewajiban rutin agar memiliki kepastian pendanaan kelak. Jadi, meskipun sekarang harus menyiapkan porsi pengeluaran lebih besar, ia dapat menikmati hasilnya setelah tua nanti.Dengan prinsip itu, pria kelahiran 44 tahun silam ini memilih unitlink sebagai instrumen investasi perdananya. Ia tertarik pada produk tersebut karena selain investasi, produk ini memberikan proteksi dalam jangka panjang. Apalagi, ia sangat mengenal tipe produk ini. Maklum, ketika mulai berinvestasi 15 tahun silam, ia bekerja di perusahaan yang menawarkan produk asuransi dan unitlink.Ade bercerita tantangan tersulit ketika pertama kali memulai investasi, yaitu menyisihkan anggaran secara rutin. "Harus kuat melawan diri sendiri yang sebelumnya masih menjalani pola hidup konsumtif dan belum memikirkan investasi," tutur dia.Namun, seiring waktu, ia semakin mantap merancang perencanaan keuangan jangka panjang. Menurutnya, melakukan investasi sekecil apa pun sedini mungkin akan memberikan manfaat lebih besar dalam jangka panjang, ketimbang menunggu dana terkumpul dalam jumlah banyak untuk diinvestasikan. "Saya percaya, time value of money itu memang nyata," ungkap Ade.Ade melihat, banyak orang yang enggan menyisihkan uang untuk investasi dan cenderung menyimpannya dalam bentuk konvensional, seperti tabungan. Padahal, ia bilang, tanpa disadari dalam waktu panjang mereka menyimpan uang tanpa mendapatkan pertumbuhan investasi.Pilih posisi amanMeskipun sudah mengamankan hari tua melalui unitlink, Ade juga mendiversifikasi investasi dalam instrumen lain. Pilihannya masih pada produk yang berhorizon jangka menengah hingga jangka panjang. "Dengan orientasi jangka panjang, saya tidak terlalu khawatir jika terjadi gejolak pasar sesaat," tutur dia.Oleh karena itu, pria yang juga menjabat Vice President Persatuan Aktuaris Indonesia ini memilih properti dan emas. Untuk properti, ia memegang dalam bentuk tanah dan rumah di Jakarta dan beberapa daerah di tanah air. Selain itu, ia rajin mengoleksi emas dalam bentuk batangan dan perhiasan. Lantaran bukan mengejar keuntungan jangka pendek, Ade mengaku, ia bukan tipe spekulatif dalam berinvestasi, melainkan lebih bermain aman. Saat ia menarik dana dari investasi jangka panjang karena akan menggunakan dana tersebut untuk kebutuhan biaya pendidikan anak masuk sekolah setahun ke depan, maka ia akan memindahkan dana itu sementara ke produk yang lebih konservatif, seperti tabungan atau deposito. "Ini untuk mengindari terjadinya risiko terhadap fluktuasi pasar saat dana akan digunakan," jelas dia.Dalam menempatkan dananya, Ade selalu melibatkan istrinya. Menurutnya, ini sekaligus sebagai caranya untuk menanamkan kebiasaan berinvestasi pada keluarganya. Selain itu, ia merasa perlu memiliki orientasi yang sejalan dengan pasangan hidupnya. Apalagi, target terpenting dari investasi yang ditanamkannya sejauh ini, yaitu untuk menyiapkan proteksi pendidikan yang memadai buat kedua anaknya. Dengan pengalaman selama 15 tahun berinvestasi, Ade menyelipkan saran berinvestasi bagi pemula. Menurut dia, yang terpenting dilakukan adalah dengan mulai berinvestasi sejak dini. Sekecil apa pun, jangan pernah menunda. "Juga jangan pernah berpikir, investasi itu hanya bagi mereka yang punya dana lebih, tapi investasi itu wajib sifatnya," imbuhnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ade Bungsu: Pilih yang jamin masa tua nyaman
JAKARTA. Berinvestasi sama seperti menabung, demi kenyamanan di masa depan. Inilah prinsip yang dipegang Ade Bungsu, Head of Proposition PT Zurich Topas Life.Bagi Ade, berinvestasi layaknya sebuah kewajiban rutin agar memiliki kepastian pendanaan kelak. Jadi, meskipun sekarang harus menyiapkan porsi pengeluaran lebih besar, ia dapat menikmati hasilnya setelah tua nanti.Dengan prinsip itu, pria kelahiran 44 tahun silam ini memilih unitlink sebagai instrumen investasi perdananya. Ia tertarik pada produk tersebut karena selain investasi, produk ini memberikan proteksi dalam jangka panjang. Apalagi, ia sangat mengenal tipe produk ini. Maklum, ketika mulai berinvestasi 15 tahun silam, ia bekerja di perusahaan yang menawarkan produk asuransi dan unitlink.Ade bercerita tantangan tersulit ketika pertama kali memulai investasi, yaitu menyisihkan anggaran secara rutin. "Harus kuat melawan diri sendiri yang sebelumnya masih menjalani pola hidup konsumtif dan belum memikirkan investasi," tutur dia.Namun, seiring waktu, ia semakin mantap merancang perencanaan keuangan jangka panjang. Menurutnya, melakukan investasi sekecil apa pun sedini mungkin akan memberikan manfaat lebih besar dalam jangka panjang, ketimbang menunggu dana terkumpul dalam jumlah banyak untuk diinvestasikan. "Saya percaya, time value of money itu memang nyata," ungkap Ade.Ade melihat, banyak orang yang enggan menyisihkan uang untuk investasi dan cenderung menyimpannya dalam bentuk konvensional, seperti tabungan. Padahal, ia bilang, tanpa disadari dalam waktu panjang mereka menyimpan uang tanpa mendapatkan pertumbuhan investasi.Pilih posisi amanMeskipun sudah mengamankan hari tua melalui unitlink, Ade juga mendiversifikasi investasi dalam instrumen lain. Pilihannya masih pada produk yang berhorizon jangka menengah hingga jangka panjang. "Dengan orientasi jangka panjang, saya tidak terlalu khawatir jika terjadi gejolak pasar sesaat," tutur dia.Oleh karena itu, pria yang juga menjabat Vice President Persatuan Aktuaris Indonesia ini memilih properti dan emas. Untuk properti, ia memegang dalam bentuk tanah dan rumah di Jakarta dan beberapa daerah di tanah air. Selain itu, ia rajin mengoleksi emas dalam bentuk batangan dan perhiasan. Lantaran bukan mengejar keuntungan jangka pendek, Ade mengaku, ia bukan tipe spekulatif dalam berinvestasi, melainkan lebih bermain aman. Saat ia menarik dana dari investasi jangka panjang karena akan menggunakan dana tersebut untuk kebutuhan biaya pendidikan anak masuk sekolah setahun ke depan, maka ia akan memindahkan dana itu sementara ke produk yang lebih konservatif, seperti tabungan atau deposito. "Ini untuk mengindari terjadinya risiko terhadap fluktuasi pasar saat dana akan digunakan," jelas dia.Dalam menempatkan dananya, Ade selalu melibatkan istrinya. Menurutnya, ini sekaligus sebagai caranya untuk menanamkan kebiasaan berinvestasi pada keluarganya. Selain itu, ia merasa perlu memiliki orientasi yang sejalan dengan pasangan hidupnya. Apalagi, target terpenting dari investasi yang ditanamkannya sejauh ini, yaitu untuk menyiapkan proteksi pendidikan yang memadai buat kedua anaknya. Dengan pengalaman selama 15 tahun berinvestasi, Ade menyelipkan saran berinvestasi bagi pemula. Menurut dia, yang terpenting dilakukan adalah dengan mulai berinvestasi sejak dini. Sekecil apa pun, jangan pernah menunda. "Juga jangan pernah berpikir, investasi itu hanya bagi mereka yang punya dana lebih, tapi investasi itu wajib sifatnya," imbuhnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News