ADHI ambisius menangkan kontrak baru Rp 9,8 triliun



JAKARTA. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) bertekad menggenjot perolehan kontrak baru. Maklum, di semester I lalu, nilai kontrak baru perusahaan konstruksi pelat merah ini masih mini, hanya Rp 2 triliun. Padahal, tahun ini ADHI mematok target kontrak baru sebesar Rp 9,8 triliun.

Sekretaris Perusahaan ADHI Kurnadi Gularso mengungkapkan, sejumlah proyek yang ADHI bidik akan mulai ditenderkan pada semester II atau usai Lebaran. Proyek tersebut, antara lain proyek listrik, tol, dan properti.

Kurnadi optimistis, ADHI bisa memenangkan tender tersebut. Pasalnya, ADHI yang merupakan perusahaan pelat merah kerap unggul dalam lelang proyek. Sayang, Kurnadi belum bisa memastikan kapan hasil tender itu akan diumumkan. Namun jika tender itu berhasil dimenangkan, sebagian pengerjaannya akan dimulai akhir tahun ini.


ADHI berharap bisa mengantongi kontrak baru senilai Rp 1,6 triliun dari tender pembangkit listrik. Sementara di sektor properti, ADHI membidik perolehan Rp 3 triliun, dan untuk proyek tol, ADHI berharap meraih kontrak senilai Rp 2,7 triliun.

Terlalu ambisius

Namun ADHI tampaknya terlalu ambisius dan tidak fokus dalam mengikuti tender. Pandu Anugrah, Analis Bahana Securities, mengingatkan agar ADHI berhati-hati. "Track record ADHI untuk beberapa proyek besar sebelumnya tak begitu bagus," jelas Pandu.

Ia mencontohkan, proyek monorel yang mangkrak dan justru membuat beban ADHI bertambah. Namun jika tender pembangkit, properti, dan tol yang diikuti gol, Pandu memperkirakan margin bersih yang diperoleh ADHI bisa mencapai 2%-5%.

Analis Mandiri Sekuritas Alif Sasetyo justru menilai positif langkah ADHI yang mengikuti tender di berbagai sektor. "Kami melihat, proyek yang dibidik tahun ini akan tercapai," ramalnya.

Alasannya, kebanyakan proyek yang diikuti ADHI merupakan proyek pemerintah. "Ini sangat menguntungkan ADHI, apalagi proyek yang diikuti memiliki nominal yang cukup besar," kata Alif.

Analis BNI Securities Maxi Liestyaputra menimpali, kendati nominal yang dibidik cukup besar, investor harus sadar, proyek itu biasanya bersifat jangka panjang. "Misalnya tiga tahun. Artinya, kontrak tersebut dibagi menjadi tiga tahapan, kontribusinya tidak dihitung sekaligus dalam tahun pertama," jelas Maxi.

Namun, Maxi melihat, peluang ADHI memenangkan tender masih terbuka lebar. Apalagi, banyak pembangunan infrastruktur yang ditargetkan berjalan di semester kedua ini.

Jadi, Pandu memprediksi, pendapatan ADHI tahun ini bisa mencapai Rp 8,47 triliun dengan laba bersih Rp 191 miliar. Adapun, Alif menghitung, ADHI akan meraup pendapatan Rp 8,53 triliun dan laba bersih Rp 176 miliar. Lebih optimistis, Maxi meramal, pendapatan ADHI bakal mencapai Rp 8,66 triliun dengan laba bersih Rp 238 miliar.

Tahun lalu, ADHI meraih pendapatan Rp 7,72 triliun dan laba bersih Rp 165,52 miliar.

Pandu merekomendasikan tahan ADHI dengan target harga Rp 600 per saham. "Sementara ini tahan dulu, akan ada revisi segera," ujarnya. Sedangkan Alif dan Maxi merekomendasikan beli dengan target harga Rp 800 dan Rp 850 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie