JAKARTA. Perusahaan properti, PT Adhi Karya (persero) Tbk (ADHI) membidik bisa mengantongi nilai kontrak tahun 2017 sebesar Rp 42 triliun. Angka itu, meningkat lebih dari dua kali lipat, dibandingkan dengan target nilai kontrak tahun lalu yang sebesar Rp 18 triliun.Ada sejumlah proyek yang membuat, emiten dengan kode saham ADHI itu terkerek naik target nilai kontraknya. Salah satunya adalah proyek light rail transit (LRT) yang nilai investasinya mencapai Rp 23,39 triliun.Selain itu, ADHI juga punya proyek lain, seperti proyek pengolahan air bersih. ADHI berencana menginvestasikan Rp 3,5 triliun untuk proyek tersebut selama dua sampai tiga tahun ke depan.
"Kami mengincar peluang pengolahan air bersih di kota besar," ujar Budi Harto, Direktur Utama PT Adhi Karya (persero) Tbk di Jakarta, Rabu (22/3). Selain bisnis pengolahan air, ADHI juga mengantongi proyek lain. Misalnya, proyek-proyek dari pemerintah, swasta, maupun BUMN. Saat ini, ADHI juga sedang menyiapkan rencana untuk menerbitkan obligasi sebesar Rp 5 triliun. Budi mengatakan, saat ini tengah dalam persiapan. Rencananya, ADHI akan menerbitkan obligasi sebesar Rp 3,5 triliun untuk tahun ini. "Semester satu ini yang jelas ada, kami akan terbitkan itu secara bertahap dan sesuai kebutuhan," ujarnya. ADHI juga akan membangun LRT City melalui konsep transit oriented development (TOD). Nantinya, perusahaan akan menginvestasikan sebesar Rp 35 triliun selama delapan tahun ke depan, untuk pengembangan kawasan TOD. ADHI berencana mengembangkan 18 lokasi. Saat ini, 10 lokasi yang sudah dibebaskan, dan tahun ini ADHI akan memulai pembangunan di 6 lokasi.