KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adhi Commuter Property (ACP) optimistis performa penjualan unit properti berbasis
transit-oriented development (TOD) akan kembali bergairah sampai akhir tahun ini. Direktur Pengembangan Bisnis ACP, Rozi Sparta mengemukakan performa penjualan unit TOD di kuartal I 2020 dapat dikatakan cemerlang karena adanya peningkatan 10% secara
year-on-year.
Baca Juga: Urban Jakarta Propertindo (URBN) jadi perusahaan properti dengan proyek TOD terbesar "Namun memasuki kuartal II, terutama bulan Mei dan April, penjualan terkoreksi cukup dalam sampai 50% dari penjualan normal. Pengaruh ini memang datang dari kondisi pandemi COVID-19," jelas Rozi saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (26/6). Rozi berkata, angin segar mulai bertiup kembali pada pertengahan Mei. Walau belum kencang, pihaknya optimistis terjadi akan mengalami rebound. Pihaknya realistis, membutuhkan waktu untuk bangkit kembali. Namun setidaknya, pada tutup tahun 2020 mendatang, penjualan unit properti TOD akan kembali positif dan keinginan masyarakat untuk berinvestasi pada proyek TOD akan kembali lagi. Rozi melanjutkan, sepanjang semester I 2020 ini, penjualan unit proyek TOD di daerah Cisauk, Tangerang dan Urban Signature di Ciracas, Jawa Barat menempati porsi paling tinggi. Posisi tersebut berkejaran pula dengan performa penjualan unit di proyek TOD MTH Premier. "Kami menawarkan harga 50% lebih rendah dari pasaran di sana, termasuk dari harga rumah tapak atau
landed house. Kami jual di kisaran Rp300 juta per unit. Di sisi lain, lokasi Cisauk sangat potensial, karena kami bangun di stasiun Cisauk dan bagian dari LRT City. Sarana transportasi sudah memadai dan tersedia," paparnya.
Baca Juga: Simak Target Bisnis Urban Jakarta Propertindo (URBN) di Proyek TOD Sementara itu, properti TOD di daerah Ciracas dibanderol di kisaran Rp500 juta per unit, senada dengan sebelumnya harga tersebut lebih rendah 50% dari harga rata-rata rumah tapak representatif yang dipatok minimal Rp1 miliar. Sedangkan di area MTH Premier, ACP membanderol harga unit di kisaran Rp700 sampai Rp780 juta per unit. "Nilai investasi di MTH Premier lebih tinggi dibandingkan Cisauk, ini berkenaan dengan akses dan ketersediaan transportasi publik yang sudah berdiri dan memadai. Tak hanya itu, daerah tersebut nantinya juga akan diapit oleh pembangunan LRT dan Trans Commuter Line. Sedangkan dibandingkan dengan lingkungannya, harga yang dipatok tidaklah jauh berbeda," ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .