ADHI dan WSBP terbitkan obligasi, bagaimana kondisi arus kas BUMN konstruksi?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua badan usaha milik negara (BUMN) di sektor konstruksi telah menerbitkan obligasi pada kuartal II-2019. BUMN tersebut adalah PT Adhi Karya Tbk (ADHI) dan PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP).

ADHI telah menerbitkan obligasi senilai Rp 1,03 triliun pada Mei 2019 lalu. Sedangkan WSBP menerbitkan obligasi senilai Rp 500 miliar pada Juni 2019 lalu. WSBP menargetkan perolehan dana melalui Obligasi Berkelanjutan I Waskita Beton Precast pada tahun ini sebesar Rp 2 triliun. Sehingga bisa diprediksi WSBP masih akan melanjutkan penerbitan obligasi.

Baca Juga: Optimistis arus kas sehat, Wijaya Karya (WIKA) tidak menerbitkan obligasi tahun ini


Penerbitan obligasi biasanya dilakukan perusahaan sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan pendanaan operasional. Lalu bagaimana arus kas BUMN konstruksi?

WSBP menerima kas bersih sebesar Rp 3,79 triliun pada semester pertama 2019. Sedangkan pengeluaran untuk aktivitas operasi sebesar RpĀ  3,48 triliun. Jadi arus kas bersih WSBP untuk aktivitas operasi masih positif Rp 311,78 miliar.

Baca Juga: Adhi Karya (ADHI) menghadapi utang jangka pendek Rp 5,03 triliun

Namun kas bersih yang digunakan untuk investasi Rp 152,20 miliar dan kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan sebesar Rp 1,24 triliun. Adapun kas dan setara kas pada awal tahun tercatat Rp 1,29 triliun, sehingga kas dan setara kas pada akhir periode tercatat positif Rp 219,67 miliar.

Pada semester I-2019, ADHI menerima kas bersih dari aktivitas operasi bersih sebesar Rp 5,32 triliun. Sedangkan total pengeluaran ADHI sebesar Rp 7,84 triliun. Jadi, arus kas bersih untuk aktivitas operasi masih negatif Rp 2,52 triliun.

Baca Juga: Obligasi berkelanjutan Waskita Beton Precast (WSBP) tahap I Rp 500 miliar telah cair

Namun, ADHI mendapatkan arus kas dari pinjaman bank dan obligasi sebesar Rp 1,79 triliun. Hal ini tetap menjaga arus kas ADHI positif. Adapun kas dan setara kas ADHI pada awal tahun sebesar Rp 3,26 triliun, sedangkan pada akhir periode tercatat Rp 2,23 triliun.

Sedangkan arus kas dari aktivitas operasi PTPP sebesar Rp 10,58 triliun. Namun pengeluaran untuk operasi PTPP mencapai Rp 14,12 triliun. Sehingga kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi negatif Rp 3,54 triliun.

Baca Juga: Sektor konstruksi berpeluang tertekan, saatnya beli biar bisa cuan

Sementara itu kas bersih dari aktivitas investasi juga negatif Rp 1,07 triliun dan kas bersih dari pendanaan sebesar Rp 950,32 miliar. Ini tetap menjaga arus kas PTPP tetap positif. Adapun saldo kas dan setara kas pada awal tahun tercatat Rp 8,65 triliun, sedangkan pada akhir periode tercatat Rp 4,98 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati