JAKARTA. Dua emiten konstruksi pelat merah PT Adhi Karya Tbk (ADHI) dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) akan meraih dana penyertaan modal negara (PMN). Kedua emiten ini kompak akan menggunakan dana PMN tersebut untuk proyek yang menghasilkan pendapatan berulang (recurring income). Dalam rincian anggaran pemerintah, ADHI berpotensi meraup dana Rp 1,4 triliun dan Waskita Rp 3,5 triliun. Kedua emiten tersebut akan mendapat dana melalui metode penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu alias rights issue. ADHI akan berharap meraup dana rights issue sekitar Rp 2,74 triliun sehingga pemerintah bisa menyetor Rp 1,4 triliun. Kepemilikan pemerintah di ADHI mencapai 51%.
Sementara, pemerintah memegang saham Waskita 67,51% akan menyetor Rp 3,5 triliun. WSKT mengincar dana rights issue sekitar Rp 5,3 triliun. Kedua emiten ini juga sudah mempunyai rencana rinci atas penggunaan dana tersebut. WSKT akan menggunakan duit rights issue untuk proyek pembangunan jalan tol Trans Jawa dengan nilai proyek Rp 12,64 triliun dan proyek transmisi jaringan listrik 500 KV Sumatera senilai Rp 5,25 triliun. "Sekitar 75% hasil rights issue untuk proyek jalan tol, sisanya 25% untuk proyek transmisi," kata Antonius Yulianto, Sekretaris Perusahaan Waskita pada KONTAN, Rabu (21/1). Dalam proposal kepada DPR, WSKT memiliki proyek dengan total nilai Rp 21,63 triliun. Tapi hanya dua proyek yang akan didanai dari rights issue. Yakni Rp 3,16 triliun untuk lima ruas jalan tol, Rp 1,32 triliun ke proyek listrik dan Rp 867 miliar untuk dua proyek jalan tol. ADHI lebih sederhana. Menurut Sekretaris Perusahaan ADHI Ki Syahgolang Permata, ADHI menggunakan seluruh dana PNM untuk proyek angkutan massal monorel. ADHI akan membangun tiga jalur monorel, yakni Bekasi Timur-Cawang, Cibubur-Cawang dan Cawang-Kuningan. Total panjang monorel 39 kilometer (km). Syahgolang mengatakan, total investasi proyek monorel Rp 9 triliun-Rp 10 triliun. Jika PMN diizinkan DPR maka ADHI akan membangun monorel tahap I tahun ini dan bakal rampung dalam tiga tahun.