JAKARTA. Ada terobosan baru dari manajemen PT Adhi Karya (Persero) Tbk tahun ini. Perusahaan jasa konstruksi pelat merah itu akan berinvestasi di proyek pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) di Pelabuhan Teluk Lamong, Gresik, Jawa Timur. Adhi Karya menandai proyek PLTG perdana itu dengan menggandeng anak usaha PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III yakni PT Terminal Teluk Lamong. Bersama Terminal Teluk Lamong, Adhi Karya berencana mendirikan perusahaan patungan bernama PT Lamong Energi Indonesia. Pada perusahaan hasil patungan tersebut, Adhi Karya mengempit saham sebesar 49%. Jadi sisanya menjadi bagian Terminal Teluk Lamong. Adhi Karya menggelontorkan modal disetor Rp 4,46 miliar.
Setoran modal itu berasal dari belanja modal alias
capital expenditure tahun ini. Patut dicatat, Adhi Karya mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 824,7 miliar. Dari jumlah itu, Rp 202,8 miliar untuk penyertaan proyek investasi, termasuk di dalamnya adalah PLTG Teluk Lamong. Nanti, Lamong Energi bertugas mengoperasikan PLTG Teluk Lamong. Rencananya, PLTG Teluk Lamong ini berkapasitas 200
mega watt (MW). Produksi listrik itu untuk mencukupi kebutuhan daya di Pelabuhan Teluk Lamong yang tak lain merupakan milik PT Pelindo III. Kalau tak meleset, PLTG ini ditargetkan mulai beroperasi tahun 2016. Namun pada tahun pertama beroperasi itu, PLTG diperkirakan baru menghasilkan listrik 15 MW. Sejauh ini belum ketahuan siapa kontraktor yang bakal menggarap PLTU itu. "Meskipun kami pemilik saham, belum tentu menjadi pemenang tender konstruksi karena tahapannya masih panjang dan belum diputuskan jatuh ke siapa," beber Ki Syahgolang Permata, Sekretaris Perusahaan Adhi Karya kepada KONTAN, kemarin (12/1). Tambahan pendapatan Dengan alasan masih dalam tahap menentukan penggarap proyek itulah, Ki Syahgolang Permata atau yang akrab disapa Kiki, belum bisa memprediksi target pendapatan Adhi Karya dari proyek ini. Hanya saja, Adhi Karya berpotensi mencuil pendapatan tambahan dari menjual listrik di luar
tenant Pelabuhan Teluk Lamong. Dalam hitungan manajemen perusahaan itu dan manajemen Terminal Teluk Lamong, pada saat di luar beban puncak, kebutuhan listrik Pelabuhan Teluk Lamong tak sebesar kapasitas maksimal 200 MW. Nah, sisa produksi listrik itulah yang akan dilepas ke pasaran. Rencana kedua perusahaan itu adalah menjual kelebihan produksi listrik ke PT PLN (Persero). Edi Priyanto, Kepala Humas Pelindo III mengakui dalam proyek ini manajemen sengaja membuat produksi setrum melebihi kebutuhan internal.
Asal tahu saja, proyek PLTG Teluk Lamong adalah satu dari tiga proyek investasi Adhi Karya. Perusahaan berkode ADHI di Bursa Efek Indonesa itu juga akan mengalirkan alokasi dana penyertaan proyek investasi tahun ini ke bisnis beton pracetak. Caranya dengan membangun dua pabrik di Mojokerto dan Purwokerto. Ada pula proyek investasi berupa proyek monorel Kuningan-Bekasi Timur dan Cawang-Cibubur. Tahun ini, Adhi Karya membidik perolehan kontrak baru Rp 15,2 triliun. Perinciannya, bisnis kontruksi menyumbang Rp 12,5 triliun dan bisnis properti realti berkontribusi Rp 1,7 triliun. Lantas, bisnis beton pracetak menyumbang Rp 479,6 miliar danĀ bisnis
engineering, procurement and construction (EPC) berkontriobusi Rp 460,1 miliar. Sementara target pendapatan tahun ini adalah Rp 13,2 triliun. Dari target pendapatan itu, Adhi Karya ingin mengantongi laba bersih sebanyak Rp 440,1 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anastasia Lilin Yuliantina