JAKARTA. PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) mengejar perolehan kontrak baru di sisa tahun ini. Emiten pelat merah ini bakal mengerjakan proyek pengembangan Bandara Umum Halim Perdana Kusuma. Direktur Utama ADHI Kiswodarmawan bilang, nilai proyek ini secara keseluruhan sekitar Rp 2 triliun. "Tapi, jika pembangunan akses monorel ke bandara maka investasinya bisa menjadi Rp 5 triliun," imbuhnya, (14/10). Catatan saja, proyek ini merupakan proyek yang dikembangkan oleh anak usaha Lion Group, PT Angkasa Tranportinod Selaras (ATS). Dalam pengelolaannya, ATS menjalin kerjasama dengan Inkopau, dengan komposisi saham 80% untuk ATS dan 20%. Sementara, ADHI bertindak sebagai kontraktor. Proyek ini terdiri dari pengembangan kapasitas terminal penumpang yang ditargetkan dapat menampung 12 juta penumpang. Lalu, ada juga pengerjaan proyek taxi way yang berfungsi untuk mengurangi antrian pesawat sebelum take off. Soal akses menuju bandara, merupakan dua hal yang terpisah antara akses berupa underpass dan monorel. Sejauh ini, kedua belah pihak baru sepakat untuk membangun tempat parkir khusus dan underpass menuju bandara. Sehingga, calon penumpang bisa memiliki pilihan apakah mau memarkirkan kendaraan pribadinya di tempat parkir tersebut untuk kemudian menuju bandara melalui underpass atau langsung memarkirkan kendaraannya di areal Halim Perdana Kusuma. Nah, untuk monorel, baik ADHI maupun pihak Lion masih menjadikan hal ini sebagai opsi tambahan. Jika ternyata akses ke bandara melalui underpass kurang memadai, barulah Lion memberikan lampu hijau ke ADHI untuk membangun monorel dengan estimasi biaya sekitar Rp 3 triliun. Dengan begitu total nilai proyek pengembangan Bandara Halim Perdana Kusuma meningkat menjadi Rp 5 triliun. Ditargetkan proyek ini dapat mulai dikerjakan pada November 2014. "Waktu pengerjaannya sekitar sembilan bulan (diluar pengerjaan monorel apabila opsi monorel tersebut disepakati)," pungkas Kiswo.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
ADHI garap pengembangan bandara Halim Rp 5 triliun
JAKARTA. PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) mengejar perolehan kontrak baru di sisa tahun ini. Emiten pelat merah ini bakal mengerjakan proyek pengembangan Bandara Umum Halim Perdana Kusuma. Direktur Utama ADHI Kiswodarmawan bilang, nilai proyek ini secara keseluruhan sekitar Rp 2 triliun. "Tapi, jika pembangunan akses monorel ke bandara maka investasinya bisa menjadi Rp 5 triliun," imbuhnya, (14/10). Catatan saja, proyek ini merupakan proyek yang dikembangkan oleh anak usaha Lion Group, PT Angkasa Tranportinod Selaras (ATS). Dalam pengelolaannya, ATS menjalin kerjasama dengan Inkopau, dengan komposisi saham 80% untuk ATS dan 20%. Sementara, ADHI bertindak sebagai kontraktor. Proyek ini terdiri dari pengembangan kapasitas terminal penumpang yang ditargetkan dapat menampung 12 juta penumpang. Lalu, ada juga pengerjaan proyek taxi way yang berfungsi untuk mengurangi antrian pesawat sebelum take off. Soal akses menuju bandara, merupakan dua hal yang terpisah antara akses berupa underpass dan monorel. Sejauh ini, kedua belah pihak baru sepakat untuk membangun tempat parkir khusus dan underpass menuju bandara. Sehingga, calon penumpang bisa memiliki pilihan apakah mau memarkirkan kendaraan pribadinya di tempat parkir tersebut untuk kemudian menuju bandara melalui underpass atau langsung memarkirkan kendaraannya di areal Halim Perdana Kusuma. Nah, untuk monorel, baik ADHI maupun pihak Lion masih menjadikan hal ini sebagai opsi tambahan. Jika ternyata akses ke bandara melalui underpass kurang memadai, barulah Lion memberikan lampu hijau ke ADHI untuk membangun monorel dengan estimasi biaya sekitar Rp 3 triliun. Dengan begitu total nilai proyek pengembangan Bandara Halim Perdana Kusuma meningkat menjadi Rp 5 triliun. Ditargetkan proyek ini dapat mulai dikerjakan pada November 2014. "Waktu pengerjaannya sekitar sembilan bulan (diluar pengerjaan monorel apabila opsi monorel tersebut disepakati)," pungkas Kiswo.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News