Adhi Kartiko Pratama (NICE) Anggaran Capex US$ 7,7 Juta



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten yang bergerak di eksplorasi nikel, PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE) tahun ini mengalokasikan belanja modal atau capex pada 2024 sebesar US$ 7,7 juta atau setara dengan Rp 114,72 miliar.

Hendra Prawira, Direktur PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE) mengatakan biaya capex tahun ini akan digunakan untuk mendukung operasional perseroan sepanjang tahun 2024.

“Untuk pembangunan jalan hauling, building facility dan juga aktivitas (perseroan) lainnya,” ungkap Hendra dalam paparan publik NICE yang dilakukan virtual, Kamis (20/06).


Sedangkan untuk sumber biaya capex, ia mengatakan saat ini pendanaan masih berasal dari internal NICE. 

Baca Juga: NICE Jadi Saham Pendatang Baru 2024 Dengan Kenaikan Tertinggi di Kuartal I

“Sebisa mungkin dana ini akan dibiayai dari internal. Bahwa ketersediaan kas dan setara kas kita cukup tinggi, hal itu juga untuk bertujuan nantinya untuk membiayai pembiayaan modal. Tapi tidak menutup kemungkinan dana dari eksternal dalam bentuk pinjaman,” tambahnya. 

Capex yang cukup tinggi ini juga yang menjadi salah satu alasan NICE tidak membagikan dividen untuk tahun buku 2023. 

“Bahwa tahun 2023 perseroan belum membagikan dividen atau tidak membagikan dividen dikarenakan adanya rencana perseroan untuk melakukan belanja modal di 2024 sebanyak 7,7 juta dolar Amerika. Selain itu perseroan juga merasa perlu untuk menjaga dan memelihara kestabilan modal kerja perseroan untuk memaksimalkan kapasitas produksi yang ada,” jelas Hendra. 

 
NICE Chart by TradingView

Namun terkait dividen tahun 2024, dirinya mengungkapkan perseroan akan kembali mengevaluasi kinerja tahun ini dan berupaya untuk mencapai target laba dan pendapatan di tahun yang sama. 

"Bagaimana dengan tahun 2024? Tentu kita akan mengevaluasi, saya rasa ini masih terlalu dini, ini masih terlalu awal. Dari manajemen melakukan yang terbaik, dilingkungan yang dinamis ini, tentu dengan fokus masih untuk memberikan profitabilitas yang terbaik kepada para pemegang saham,” ungkapnya. 

Sebagai tambahan informasi, sebelumnya Presiden Direktur NICE Stevano Rizki Adranacus mengatakan, bahwa pihaknya menargetkan adanya kenaikan produksi bijih nikel tahun ini. Dari semula 2 juta ton pada tahun lalu menjadi 2,5 juta ton. Sedangkan terkait target kenaikan kinerja keuangan, proyeksinya laba bersih NICE bisa tumbuh di rentang 5%-10% dibandingkan tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih