KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adhi Karya Tbk (
ADHI) terus menggeber perolehan kontrak baru sepanjang tahun 2022. Perusahaan plat merah ini juga berupaya menuntaskan sejumlah proyek infrastruktur strategis. Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Farid Budiyanto menyampaikan, ADHI telah meraih kontrak baru sebesar Rp 3,9 triliun pada kuartal I-2022. Jumlah tersebut meroket 129% dibandingkan kontrak baru pada kuartal I-2021 yang hanya Rp 1,7 triliun. Sebanyak 85% kontrak baru ADHI di kuartal pertama lalu berasal dari lini bisnis konstruksi dan energi, sisanya 7% dari lini bisnis properti dan 8% dari lini bisnis lainnya. Berdasarkan tipe pekerjaannya, sebanyak 29% kontrak baru ADHI berasal dari proyek jalan raya, proyek gedung 30%, dan infrastruktur lainnya 41%.
Asal tahu saja, ADHI membidik pertumbuhan kontrak baru hingga akhir tahun 2022 sekitar 15%-20% dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun lalu, ADHI meraup kontrak baru senilai Rp 15,2 triliun atau lebih rendah dari target yang awalnya ditetapkan sebanyak Rp 24 triliun.
Baca Juga: Kontrak Baru Naik 129% di Kuartal I 2022, ADHI Belum Revisi Target Tahun Ini "Beberapa target kontrak baru yang akan disasar di tahun ini di antaranya adalah Jalan Tol Yogyakarta-Bawen dan Jalan Tol JORR Elevated Cikunir Ulujami," ungkap Farid, Kamis (21/4). Di samping itu, ADHI juga fokus menggarap sejumlah proyek infrastruktur eksisting. Misalnya, proyek Light Rapid Transit (LRT) Jabodebek Fase yang progres pekerjaannya saat ini telah mencapai 90,2%. Ada pula proyek konstruksi Jalan Tol Sigli-Banda Aceh mencapai 81,4% progres pekerjaannya. Kedua proyek tersebut diproyeksikan akan rampung pada tahun ini. Farid melanjutkan, ADHI diproyeksikan akan mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 1,97 triliun pada tahun 2022. Tak hanya itu, untuk menjaga porsi kepemilikan publik, aksi korporasi juga dilakukan ADHI melalui penambahan modal lewat penerbitan saham dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau
rights issue. ADHI akan menggelar
rights issue melalui penawaran umum terbatas (PUT) II dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 7,12 miliar saham seri B dengan nilai nominal Rp 100 per saham.
Per akhir Desember 2021, total modal disetor ADHI tercatat sebesar 3,56 miliar saham. Dengan demikian, penerbitan saham baru ADHI mencapai 66,67% dari modal disetor setelah
rights issue. Manajemen ADHI belum membeberkan target dana yang diperoleh dari
rights issue tersebut. Yang terang, baik dana PMN maupun
rights issue akan digunakan untuk mempercepat pengerjaan beberapa proyek infrastruktur ADHI. "Rencananya akan dipakai untuk membiayai proyek jalan tol, preservasi jalan lintas, sistem penyediaan air minum (SPAM), hingga fasilitas pengelolaan limbah terpadu (FLTP), baik bersifat proyek strategis nasional (PSN) maupun Non PSN," pungkas Farid. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari