Adhi Karya (ADHI) Incar Perolehan Kontrak Baru Rp 27 Triliun hingga Akhir 2023



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mengejar perolehan nilai kontrak baru sebesar Rp 27 triliun sampai akhir 2023. Angka ini bertumbuh sekitar 15%-20% dibandingkan tahun sebelumnya. 

Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Farid Budiyanto menyatakan, per Juli 2023 nilai kontrak baru ADHI tercatat mencapai Rp 14 triliun atau tumbuh 20% yoy. 

“Capaian sejauh ini masih on track sehingga kami mengharapkan di akhir tahun 2023 dapat membukukan kontrak baru paling sedikit tumbuh 15%-20% dibanding tahun sebelumnya,” ungkap Farid, kepada Kontan.co.id, Selasa (8/8). 


Jika dirinci, kontribusi per lini bisnis perolehan kontrak baru ADHI hingga Juni 2023 didominasi oleh lini Engineering & Construction sebesar 92%, Properti sebesar 3%, dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.

Baca Juga: Proyek LRT Jabodebek Bisa Molor Lagi, Desain Tikungan Jadi Soal

Adapun, beberapa kontrak baru yang didapatkan ADHI  antara lain proyek perkeretaapian North-South Commuter Railway CP S-01 di Filipina, Bendungan Cibeet di Jawa Barat, dan Jalan Tol Akses Patimban. 

Farid menyebutkan, saat ini ada dua proyek besar yang ditargetkan dapat terselesaikan di tahun ini. Dua proyek tersebut meliputi, konstruksi Proyek LRT Jabodebek dan Proyek Tol Sigli-Banda Aceh yang saat ini menyisakan penyelesaian di seksi 1.

Selain itu, ADHI juga sedang fokus mengejar produksi untuk memastikan terselesaikan dua tol penting yaitu Tol Solo-Yogyakarta khususnya Seksi 1.1 (Kartasura-Klaten) serta Proyek Tol Yogya-Bawen Seksi 1. 

“Selain itu terdapat beberapa proyek IKN sedang dikebut untuk selesai di tahun 2023 antara lain Proyek Land Development WP dan beberapa proyek IKN lain di tahun 2024,” sebutnya. 

Baca Juga: Kinerja Datar di Semester I/2023, Intip Rekomendasi Saham Adhi Karya (ADHI)

Per semester I-2023, ADHI membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 6,35 triliun. Naik tipis dibandingkan periode yang sama di tahun 2022 sebesar Rp 6,32 triliun.

Dari sisi bottom line, laba yang dapat diatribusikan kepada pemiik entitas induk tercatat tumbuh  21,3% menjadi Rp 12,41 miliar dibandingkan laba bersih per semester I-2022 yang sebesar Rp 10,23 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi