KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adhi Karya
Tbk (
ADHI) mengonfirmasi
soft launching proyek
Light Rail Transit (LRT) Jabodebek diundur ke kuartal IV-2022. Pengoperasian LRT Jabodebek dipastikan mundur karena sejumlah kajian masih perlu dilakukan. Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Farid Budiyanto mengatakan, kajian utamanya adalah terkait penerapan teknologi Grade of Automation Level 3 (GoA 3) yang berarti operasional kereta dilakukan secara otomatis tanpa masinis. "Karena teknologi GoA 3 ini pertama kali dioperasikan di Indonesia, sehingga diperlukan adaptasi penerapan keselamatan dan keamanan yang lebih tinggi," ucap Farid kepada Kontan.co.id, Senin (11/7).
Baca Juga:
Proyek LRT Jabodebek Jadi Beban PT KAI? Berikut Penjelasan Direktur Utama PT KAI Oleh karena itu, lanjut Farid, program penyelesaian LRT Jabodebek ditargetkan dapat diselesaikan di kuartal IV-2022. Akibat perihal ini, banyak menimbulkan kritik terhadap pembangunan LRT Jabodebek. Sebab, LRT Jabodebek yang menelan biaya triliunan rupiah tersebut sudah berkali-kali molor dari jadwal. Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo misalnya, dalam RDP dengan Komisi VI, Kamis (8/7) menyebutkan bahwa telah ada peningkatan biaya selama mundurnya jadwal pengoperasian LRT Jabodebek. Peningkatan biaya tersebut berasal dari biaya pra-operasi, biaya
interest during construction, dan lainnya. Sehingga pengoperasian juga kembali tendang mundur hingga pertengahan 2022. "Atas keterlambatan ini terdapat peningkatan biaya proyek yang diestimasi sebesar Rp 2,7 triliun yang saat ini sudah diaudit oleh BPKP (Badan Pengawasan Keuangan Pembangunan," kata Tiko, dikutip Senin (11/7). Proyek yang dimulai dari 2015 lalu ini mulanya ditargetkan selesai pada 2019, namun molor karena persoalan lahan untuk depo. Sehingga, proyek kembali ditargetkan selesai pada 2021.
Baca Juga: Adhi Karya (ADHI) Lunasi Obligasi Jatuh Tempo Bulan Juli 2022 Tak berhenti di situ, nyatanya rencana pengoperasian kembali mundur hingga pertengahan 2022 karena masalah pembangunan depo hingga ruas di Dukuh Atas yang belum rampung. Hingga akhirnya, perencanaan mundur untuk kesekian kali pada kuartal IV-2022. Menanggapi hal itu, Farid menjelaskan, ADHI selaku kontraktor sebetulnya sudah menyelesaikan 91,5% pengerjaan fisik LRT Jabodebek Fase I, per Juli 2022. Dalam lingkup pengerjaan yang digarap oleh perseroan, sudah hampir selesai. Oleh karena itu, menurutnya dampak dari mundurnya jadwal saat ini tidak signifikan bagi biaya-biaya yang mungkin akan bertambah. "Karena mundur dari rencana
soft launching, relatif (biaya) tidak terlalu berdampak," kata Farid. Farid menambahkan, saat ini semua
Stakeholder tengah fokus dalam penyelesaian LRT, khususnya Integrasi sistem dan Depo.
Selain itu, LRT Jabodebek rencananya bisa terintegrasi dengan Transjakarta dan angkutan Jak Lingko. Farid bilang, ADHI siap berperan untuk integrasi infrastruktur berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah setempat. Adapun, LRT Jabodebek akan beroperasi di 18 stasiun yaitu Stasiun Dukuh Atas, Setiabudi, Rasuna Said, Kuningan, Pancoran, Cikoko, Ciliwung, Cawang, TMII, Kampung Rambutan, Ciracas, Harjamukti, Halim, Jatibening Baru, Cikunir I, Cikunir II, Bekasi Barat, dan Jatimulya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .