KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) menyatakan bahwa target pendapatan Rp 23,3 triliun akan tercapai pada akhir tahun 2018. “Kami optimistis, bisa tembus target sejauh ini sudah mendekati,” Kata Direktur Utama, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), Budi Harto kepada Kontan.co.id, Rabu (29/11). Sayangnya ia enggan untuk memberitahu detail pendapatannya dari mana saja, meski begitu, dia bilang, yang pasti ada beberapa kontrak kerjasama baru yang belum ada di laporan keuangan terakhir. Sementara itu, laporan keuangan ADHI menunjukan hal yang positif. Tercatat hingga kuartal III-2018 pendapatan perusahaan mencapai Rp 9,4 triliun. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu ADHI hanya mendapatkan Rp 8,7 triliun. Budi menjelaskan bahwa pendapatan terbesarnya berasal dari proyek pemeritah. Adapun sumbangsihnya sampai saat ini mencapai 50% dari total pendapatan ADHI. Sisanya berasal dari kerjasama dengan proyek Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta. Sementara itu, proyek light rail transit (LRT) tak bisa dipungkiri memberikan income yang tidak sedikit bagi ADHI. Budi mengatakan, bahwa LRT menyumbang 20% income perusahaannya. Pada kontrak kerja pembangunan LRT, ADHI mendapatkan kucuran dana sebanyak Rp 21 triliun dari pemerintah. Pasalnya, pendanaan ini nanti akan dibayar melalu beberapa termin. ADHI baru sekali menerima dana pembangunan LRT, yakni pada termin I, Maret 2018 sebesar Rp 3,43 triliun. “Minggu depan ada pembayaran lagi, termin II akan cair,” kata Budi (29/11). Adapun nilainya sebesar Rp 2,8 triliun. Ini berarti, pemerintah berkewajiban membayar Rp 14,77 triliun kepada ADHI di tahun depan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Adhi Karya (ADHI) yakin target pendapatan Rp 23,3 triliun bisa tercapai
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) menyatakan bahwa target pendapatan Rp 23,3 triliun akan tercapai pada akhir tahun 2018. “Kami optimistis, bisa tembus target sejauh ini sudah mendekati,” Kata Direktur Utama, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), Budi Harto kepada Kontan.co.id, Rabu (29/11). Sayangnya ia enggan untuk memberitahu detail pendapatannya dari mana saja, meski begitu, dia bilang, yang pasti ada beberapa kontrak kerjasama baru yang belum ada di laporan keuangan terakhir. Sementara itu, laporan keuangan ADHI menunjukan hal yang positif. Tercatat hingga kuartal III-2018 pendapatan perusahaan mencapai Rp 9,4 triliun. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu ADHI hanya mendapatkan Rp 8,7 triliun. Budi menjelaskan bahwa pendapatan terbesarnya berasal dari proyek pemeritah. Adapun sumbangsihnya sampai saat ini mencapai 50% dari total pendapatan ADHI. Sisanya berasal dari kerjasama dengan proyek Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta. Sementara itu, proyek light rail transit (LRT) tak bisa dipungkiri memberikan income yang tidak sedikit bagi ADHI. Budi mengatakan, bahwa LRT menyumbang 20% income perusahaannya. Pada kontrak kerja pembangunan LRT, ADHI mendapatkan kucuran dana sebanyak Rp 21 triliun dari pemerintah. Pasalnya, pendanaan ini nanti akan dibayar melalu beberapa termin. ADHI baru sekali menerima dana pembangunan LRT, yakni pada termin I, Maret 2018 sebesar Rp 3,43 triliun. “Minggu depan ada pembayaran lagi, termin II akan cair,” kata Budi (29/11). Adapun nilainya sebesar Rp 2,8 triliun. Ini berarti, pemerintah berkewajiban membayar Rp 14,77 triliun kepada ADHI di tahun depan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News