KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah menetapkan skema pembiayaan proyek pembangunan light rail transit (LRT) Jabodebek. PT KAI (Persero) ditetapkan menjadi investor utama dalam proyek senilai Rp 29,9 triliun ini. Menteri Koordinator Kemaritiman, Menteri BUMN, Menteri Keuangan dan Menteri Perhubungan memutuskan KAI jadi penyelenggara prasarana dan sarana LRT sekaligus berperan sebagai investor utama. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) ditunjuk juga untuk berinvestasi untuk pembangunan tujuh depo dan 17 stasiun. Menteri BUMN, Rini Soemarno bilang pemerintah memutuskan kombinasi penyertaan modal negara (PMN) dan pembiayaan komersial. Ia bilang KAI akan mempunyai konsesi prasarana dan investor sarana. Ia mengimbuh, Adhi Karya menjadi investor TOD dan Depo yang nantinya akan disewa KAI.
"Sehingga PMN bisa di-optimised untuk investor. Secara total investasi juga ada efisiensi dalam pembangunan TOD dan Depo," kata Rini, Jumat (8/12). Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati bilang, pemerintah memutuskan KAI dengan mendapat Rp 7,6 triliun dari PMN akan melakukan pinjaman sebesar Rp 18,1 triliun dengan jangka waktu 17 tahun. Sehingga perusahaan kereta api ini akan memiliki Rp 25,7 triliun untuk investasi.