JAKARTA. PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) memperoleh kontrak baru proyek pembangunan gedung perkantoran di Rawa Bokor, Cengkareng pada awal tahun ini. Gedung yang bernama Cengkareng Business Center ini memiliki investasi sebesar Rp 250,59 miliar. Nantinya, ADHI akan menggarap pengerjaan struktur, arsitektur dan pengerjaan pipa (plumbing). Lucky Bayu Purnomo, analis Danareksa Sekuritas mengatakan, meski nilai proyek yang dikerjakan ADHI tak sebesar proyek-proyek yang lama, saham ADHI masih menarik di mata investor karena termasuk dalam sektor infrastruktur. "Orientasi pasar fokus pada potensi sektoral infrastrukturnya, ketimbang kinerja fundamental emiten di dalamnya. Itulah sentimen utama yang menjadi alasan bagi para pelaku pasar prospek infrastruktur." tuturnya. Misalnya, secara year to date (ytd) saja, sektor infrastruktur sudah naik 10%, sedangkan IHSG hanya naik 3%.Adapun menurut Lucky, saat ini saham ADHI dinilai under value atau di bawah nilai pasar. Hal ini terjadi sejak pelemahan pasar pada bulan Mei 2013, di mana harga saham ADHI turun dari Rp 3.800 ke Rp 1.790 per saham pada Senin (4/2) kemarin. Artinya, ada diskon yang cukup besar pada saham ADHI, dan masih ada potensi untuk kembali menguat. Namun melihat fluktuasi pasar saham yang masih rawan saat ini, Lucky merekomendasikan agar investor sebaiknya menahan aksi (hold) terhadap saham ADHI. "Kalaupun mau beli, sebagian saja dulu sekitar 20%-30%, " saran dia. Sementara untuk jangka panjang, ia merekomendasikan untuk buy dengan target Rp 2.000- Rp 2.100 per lembar saham. Pukul 15.30 WIB, saham ADHI naik 3,91% menjadi 1.860 per lembar saham.
ADHI masih menarik di mata investor
JAKARTA. PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) memperoleh kontrak baru proyek pembangunan gedung perkantoran di Rawa Bokor, Cengkareng pada awal tahun ini. Gedung yang bernama Cengkareng Business Center ini memiliki investasi sebesar Rp 250,59 miliar. Nantinya, ADHI akan menggarap pengerjaan struktur, arsitektur dan pengerjaan pipa (plumbing). Lucky Bayu Purnomo, analis Danareksa Sekuritas mengatakan, meski nilai proyek yang dikerjakan ADHI tak sebesar proyek-proyek yang lama, saham ADHI masih menarik di mata investor karena termasuk dalam sektor infrastruktur. "Orientasi pasar fokus pada potensi sektoral infrastrukturnya, ketimbang kinerja fundamental emiten di dalamnya. Itulah sentimen utama yang menjadi alasan bagi para pelaku pasar prospek infrastruktur." tuturnya. Misalnya, secara year to date (ytd) saja, sektor infrastruktur sudah naik 10%, sedangkan IHSG hanya naik 3%.Adapun menurut Lucky, saat ini saham ADHI dinilai under value atau di bawah nilai pasar. Hal ini terjadi sejak pelemahan pasar pada bulan Mei 2013, di mana harga saham ADHI turun dari Rp 3.800 ke Rp 1.790 per saham pada Senin (4/2) kemarin. Artinya, ada diskon yang cukup besar pada saham ADHI, dan masih ada potensi untuk kembali menguat. Namun melihat fluktuasi pasar saham yang masih rawan saat ini, Lucky merekomendasikan agar investor sebaiknya menahan aksi (hold) terhadap saham ADHI. "Kalaupun mau beli, sebagian saja dulu sekitar 20%-30%, " saran dia. Sementara untuk jangka panjang, ia merekomendasikan untuk buy dengan target Rp 2.000- Rp 2.100 per lembar saham. Pukul 15.30 WIB, saham ADHI naik 3,91% menjadi 1.860 per lembar saham.