JAKARTA. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) berencana melebur dua anak usahanya PT Adhi Persada Properti (APP) dan PT Adhi Persada Realti (APR) pada akhir semester I tahun 2015. Supardi, Direktur keuangan ADHI mengatakan aksi ini dilakukan guna memperbesar ekuity sehingga mempunyai modal yang cukup untuk ekspansi. "Setelah digabung equitynya bisa mencapai Rp 700 miliar-Rp 800 miliar," katanya, Kamis (24/4). Merger APP dan APR rencananya akan dilakukan akhir semester I atau akhir tahun. Jika merger berhasil dilakukan pada semester I ini maka anak usaha tersebut direncakan melantai di bursa atau IPO pada awal tahun 2016. Supardi bilang, IPO dilakukan agar anak usaha tersebut bisa melakukan eksapansi tanpa membebani perusahaan induk. Pasalnya, dalam saat yang bersamaan perseroan membutuhkan utang besar guna membuayai rencana proyek LRT. Supardi mengatakan proses merger kedua anak usahanya tersebut masih tergantung pada kondisi pasar. "Apakah merger awal atau akhir tahun, kami harus melihat kondisi market," tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
ADHI merger 2 anak usaha agar bisa IPO di 2016
JAKARTA. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) berencana melebur dua anak usahanya PT Adhi Persada Properti (APP) dan PT Adhi Persada Realti (APR) pada akhir semester I tahun 2015. Supardi, Direktur keuangan ADHI mengatakan aksi ini dilakukan guna memperbesar ekuity sehingga mempunyai modal yang cukup untuk ekspansi. "Setelah digabung equitynya bisa mencapai Rp 700 miliar-Rp 800 miliar," katanya, Kamis (24/4). Merger APP dan APR rencananya akan dilakukan akhir semester I atau akhir tahun. Jika merger berhasil dilakukan pada semester I ini maka anak usaha tersebut direncakan melantai di bursa atau IPO pada awal tahun 2016. Supardi bilang, IPO dilakukan agar anak usaha tersebut bisa melakukan eksapansi tanpa membebani perusahaan induk. Pasalnya, dalam saat yang bersamaan perseroan membutuhkan utang besar guna membuayai rencana proyek LRT. Supardi mengatakan proses merger kedua anak usahanya tersebut masih tergantung pada kondisi pasar. "Apakah merger awal atau akhir tahun, kami harus melihat kondisi market," tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News