JAKARTA. Dua anak usaha PT Adhi Karya Tbk (ADHI) berencana untuk melantai di bursa saham melalui initial public offering (IPO) pada awal 2016. Target perolehan dana IPO dari PT Adhi Persada Properti (APP) dan PT Adhi Persada Realti (APR) tersebut sebesar Rp 500 miliar -Rp 1 triliun. Sebelum melepas sahamnya ke public, ADHI akan terlebih dahulu menggabungkan kedua anak usahanya tersebut. Proses merger dilakukan guna memperbesar equity perusahaan. Jumlah saham yang akan dilepas ke publik sekitar 30%-35%. "Target dana yang ingin didapat sekitar Rp 500 miliar- Rp 1 triliun," ungkap Ipuk Nimpuni, Direktur Utama APP pada KONTAN, beberapa waktu lalu. Emiten kontruksi pelat merah ini berencana melebur APP dan APR pada akhir semester I 2015. Sebelumnya, Direktur Utama ADHI Kismodarmawan menyebutkan anak usaha yang dilebur tersebut akan diberi nama PT Adhi Persada Properti. Supardi, Direktur keuangan ADHI mengatakan, IPO anak usaha dilakukan lantaran perusahaan membutuhkan dana besar untuk melanjutkan ekspansi. Dengan merger maka equity anak usaha akan naik menjadi Rp 700 miliar- Rp 800 miliar. Namun, itu tentu tak cukup membiayai ekspansi sehingga perusahaan memerlukan pinjaman modal. Di saat yang bersamaan induk usaha juga berencana menggarap proyek besar yakni light rapid transit (LRT) yang investasinya mencapai Rp 10 triliun. Untuk membiayai proyek tersebut perseroan membutuhkan pinjaman besar. "Jadi IPO dilakukan agar tidak semakin membebani utang perseroan," kata Supardi. Proyek LRT terdiri dari pengadaan transportasi sekitar Rp 6,7 triliun dan pembangunan properti pendukung sekitar Rp 3,3 triliun. Supardi bilang, sekitar 30% pendanaan proyek tersebut berasal dari kas internal dan hasil right issue, sementara 70% selebihnya akan mengandalkan pinjaman. Supardi bilang, saat ini perseroan tengah menjajaki pinjaman dengan China Development Bank (CDB) senilai Rp 5 triliun - Rp7 triliun untuk pembangunan LRT. Perseroan tengah melakukan pembicaraan dengan CDB terkaik kupon yang akan dikenakan untuk pinjaman tersebut. Selain dari CDB, ADHI juga nantinya akan mencari pinjaman pada perbankan BUMN. Sebagai tambahan, APP merupakan anak usaha yang sahamnya dimiliki perseroan sebesar 97,93%. Entitas anak ini bergerak di bidang pengembangan bangunan highrise seperti hotel, gedung perkantoran, apartemen, dan kondotel. Sementara APR merupakan anak usaha yang 99,97% sahamnya dimiliki perseroan. Perusahaan ini bergerak khusus pengembangan kawasan landed houses, real estate dan mall. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
ADHI akan IPO anak usaha agar tak bebani utang
JAKARTA. Dua anak usaha PT Adhi Karya Tbk (ADHI) berencana untuk melantai di bursa saham melalui initial public offering (IPO) pada awal 2016. Target perolehan dana IPO dari PT Adhi Persada Properti (APP) dan PT Adhi Persada Realti (APR) tersebut sebesar Rp 500 miliar -Rp 1 triliun. Sebelum melepas sahamnya ke public, ADHI akan terlebih dahulu menggabungkan kedua anak usahanya tersebut. Proses merger dilakukan guna memperbesar equity perusahaan. Jumlah saham yang akan dilepas ke publik sekitar 30%-35%. "Target dana yang ingin didapat sekitar Rp 500 miliar- Rp 1 triliun," ungkap Ipuk Nimpuni, Direktur Utama APP pada KONTAN, beberapa waktu lalu. Emiten kontruksi pelat merah ini berencana melebur APP dan APR pada akhir semester I 2015. Sebelumnya, Direktur Utama ADHI Kismodarmawan menyebutkan anak usaha yang dilebur tersebut akan diberi nama PT Adhi Persada Properti. Supardi, Direktur keuangan ADHI mengatakan, IPO anak usaha dilakukan lantaran perusahaan membutuhkan dana besar untuk melanjutkan ekspansi. Dengan merger maka equity anak usaha akan naik menjadi Rp 700 miliar- Rp 800 miliar. Namun, itu tentu tak cukup membiayai ekspansi sehingga perusahaan memerlukan pinjaman modal. Di saat yang bersamaan induk usaha juga berencana menggarap proyek besar yakni light rapid transit (LRT) yang investasinya mencapai Rp 10 triliun. Untuk membiayai proyek tersebut perseroan membutuhkan pinjaman besar. "Jadi IPO dilakukan agar tidak semakin membebani utang perseroan," kata Supardi. Proyek LRT terdiri dari pengadaan transportasi sekitar Rp 6,7 triliun dan pembangunan properti pendukung sekitar Rp 3,3 triliun. Supardi bilang, sekitar 30% pendanaan proyek tersebut berasal dari kas internal dan hasil right issue, sementara 70% selebihnya akan mengandalkan pinjaman. Supardi bilang, saat ini perseroan tengah menjajaki pinjaman dengan China Development Bank (CDB) senilai Rp 5 triliun - Rp7 triliun untuk pembangunan LRT. Perseroan tengah melakukan pembicaraan dengan CDB terkaik kupon yang akan dikenakan untuk pinjaman tersebut. Selain dari CDB, ADHI juga nantinya akan mencari pinjaman pada perbankan BUMN. Sebagai tambahan, APP merupakan anak usaha yang sahamnya dimiliki perseroan sebesar 97,93%. Entitas anak ini bergerak di bidang pengembangan bangunan highrise seperti hotel, gedung perkantoran, apartemen, dan kondotel. Sementara APR merupakan anak usaha yang 99,97% sahamnya dimiliki perseroan. Perusahaan ini bergerak khusus pengembangan kawasan landed houses, real estate dan mall. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News