ADHI tawarkan investasi Rp 10,2 T di LRT



JAKARTA. PT Adhi Karya (Persero) meminta jatah lebih dalam proyek kereta ringan (LRT). Kiswodarmawan, Dirut Adhi Karya mengatakan, dalam proyek tersebut Adhi tidak hanya ingin dilibatkan dalam proses pengadaan prasarana perkeretaapian, seperti; pembangunan jalur kereta, konstruksi jalur layang, stasiun dan fasilitas operasi.

Adhi Karya, ingin juga dilibatkan dalam pengadaan kereta yang jadi sarana perkeretaapian dan operasi LRT. Keinginan ini kata Kiswodarmawan diajukan ke pemerintah karena Adhi ingin pada saat operasi, prasarana dansarana proyek tersebut bisa cocok.

"Supaya tanggung jawab saya menyediakan prasarana ini sinkron, itu saja," kata Kiswodarmawan Kamis (18/2).


Kiswodarmawan mengatakan, untuk menunjang keinginan masuk ke sarana LRT tersebut, Adhi Karya siap untuk membenamkan investasi senilai 30% dari total investasi sebesar Rp 34 triliun yang diperlukan untuk proyek tersebut. Itu artinya, ADHI akan mempersiapkan Rp 10,2 triliun.

Sebagai catatan saja melalui Peraturan Presiden No. 98 Tahun 2015 tentang Percepatan Pengadaan Kereta Api Ringan Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi, pemerintah pemerintah menugaskan Adhi Karya untuk membangun prasarana kereta api ringan. Dalam Pasal 7 perpres tersebut, setelah selesai membangun, pemerintah akan mengalihkan prasarana LRT yang telah dibangun Adhi dan mengganti semua biaya pembangunan prasarana tersebut.

Ignasius Jonan, Menteri Perhubungan beberapa waktu lalu mengatakan, rencananya prasarana LRT yang sudah dibangun Adhi Karya tadi akan dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero). BUMN kereta tersebut akan ditugaskan Presiden Jokowi untuk menjadi operator LRT.

Penugasan tersebut rencananya akan dituangkan dalam peraturan presiden. Kiswodarmawan berharap, draft perpres mengenai penugasan KAI tersebut, Adhi bisa juga diikutkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia