ADHI Terjebak Proyek Macet



JAKARTA. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) menghadapi masa-masa berat tahun ini. Setidaknya, emiten konstruksi pelat merah ini harus menyiapkan dana Rp 110 miliar sebagai cadangan atau provisi di pembukuan tahun 2009. Ini terkait dengan mangkraknya proyek properti ADHI di Qatar.Perusahaan ini terlibat sengketa pembayaran proyek Shangri-La di negara kawasan Timur Tengah itu dengan kontraktor utamanya, Alhabtoor Engineering LLC. Akibatnya, ADHI harus menyisihkan sejumlah dana provisi.Apabila sampai tahun depan sengketa itu tak kunjung beres, ADHI harus mencadangkan dana lebih besar. Manajemen ADHI menghitung, dana provisi sebesar Rp 230 miliar atau sama dengan nilai investasinya di proyek tersebut.Sebelumnya, ADHI juga memiliki satu proyek domestik yang mangkrak. Yakni, proyek monorel di Jakarta. "Kami sudah menyisihkan semua pencadangan untuk monorel sejak tahun lalu," kata Direktur Utama ADHI, Bambang Triwibowo, dua hari lalu. Nilai provisi untuk proyek itu Rp 110 miliar.Prospek 2010Saat ini, ADHI masih menunggu analisis biaya yang sudah dikeluarkan, nilai, dan prospek proyek monorel itu dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. ADHI mengharapkan proyek ini bisa kembali berjalan. "Kalau sukses akan menjadi pendapatan besar bagi ADHI," kata Bambang.Meski tantangan cukup berat, ADHI tetap optimistis menghadapi bisnis di tahun depan. Sepanjang 2010, mereka menargetkan kontrak baru mencapai Rp 9,06 triliun. ADHI yakin bisa memenuhi target itu karena proyek pemerintah mulai berjalan. Apalagi, tahun depan ADHI masih memiliki kontrak carry over 2009 senilai Rp 6,94 triliun. Jadi, total kontrak ADHI di 2010 mencapai Rp 16 triliun. ADHI misalnya masih menggarap proyek warisan tahun ini seperti PLTU Lampung berkapasitas 2x100 Megawatt, Tilal Complex at Al Khuwair, Lapindo BPLS, dan proyek Tanah Abang Blok B.Mengacu berbagai proyek itu, ADHI mematok target pendapatan tahun depan sebanyak Rp 8,63 triliun, dan laba bersih Rp 140,1 miliar. Sedangkan target pendapatan tahun ini Rp 7,53 triliun, dan laba bersih Rp 120,1 miliar. Selama ini, mayoritas pendapatan ADHI ditopang oleh proyek-proyek pemerintah. Perinciannya, 32% dari total pendapatan merupakan proyek infrastruktur pemerintah, disusul bangunan pemerintah 23%, bangunan swasta 20%, infrastruktur swasta 17%, dan proyek Engineering Procurement and Construction (EPC) pemerintah sebesar 8%.Kontribusi pemerintah atas pendapatan ADHI di 2010 akan naik dari 2009. Sepanjang tahun ini, perbandingan proyek pemerintah dan swasta terhadap pendapatan ADHI masing-masing 53% dan 47%.ADHI akan lebih selektif mencari kontrak-kontrak baru. Saat ini, ADHI menggarap sekitar 200 kontrak berskala besar dan kecil. "Nanti kami akan menggarap sedikit kontrak tapi nilainya lebih besar," kata Bambang.Sedangkan anggaran belanja modal ADHI tahun depan Rp 82,5 miliar. Dari jumlah itu, Rp 32,5 miliar akan dipakai untuk mendirikan kantor baru di Kalimantan, serta mengganti alat berat. Sisanya, Rp 50 miliar akan dipakai untuk investasi properti, penguatan bisnis, dan membiayai proyek EPC. "Nanti kami akan akuisisi proyek atau aliansi dengan perusahaan EPC," kata Indradjaja Manopol, Direktur Keuangan ADHI.Analis Samuel Sekuritas, Sonny melihat, pencadangan ADHI atas proyek Qatar cukup besar. Dia pun memprediksi pendapatan dan laba bersih ADHI 2010 lebih rendah dari target manajemen. Pendapatan ADHI tahun depan sekitar Rp 7,2 triliun dan laba bersih Rp 90 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Test Test