Adi Sarana Armada (ASSA) melihat prospek bisnis logistik di akhir tahun masih tumbuh



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten logistik dan penunjangnya PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) melihat prospek bisnis logistik hingga akhir tahun masih akan terus bertumbuh. Untuk itu, perseroan pun menargetkan pertumbuhan pendapatan bisa naik 30% di 2021. 

Prodjo Sunarjanto, Presiden Direktur PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) mengatakan prospek dari sisi pendapatan Anteraja akan tetap tinggi dan diproyeksi akan menjadi kontributor pertama bagi perseroan. 

“Hal ini didorong oleh pertumbuhan bisnis Anteraja yang sangat signifikan, di mana hingga saat ini volume pengiriman Anteraja sudah mengalami peningkatan sekitar 3x kali lipat jika dibandingkan dengan volume pengiriman di tahun 2020,” ungkap dia kepada Kontan.co.id, Jumat (3/12). 


Bahkan, dia memproyeksikan pertumbuhan Anteraja akan mencapai di atas dua kali lipat dengan volume pengiriman dapat mencapai 1 juta parcel per day. Adapun untuk mencapai target itu, perseroan juga tengah melakukan sejumlah strategi bisnis diantaranya menangkap peluang melalui transformasi digital dan memanfaatkan penggunaan media sosial.

“Kami melihat e-commerce, financial technology, digital payment akan menjadi mesin pertumbuhan yang baru seiring dengan peningkatan pengguna internet dan smartphone yang didorong dengan perubahan perilaku belanja masyarakat ke sistem online,” kata dia. 

Baca Juga: Adi Sarana Armada (ASSA) optimistis penjualan mobil bekas naik 15% di 2021

Selain itu, ASSA juga  memanfaatkan teknologi digital dalam mencari pangsa pasar baru melalui penyesuaian pola bisnis yang sebelumnya business-to-business menjadi business-to-consumer, dan consumer-to-consumer, serta bekerjasama dengan Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah (UMKM).

Sedangkan untuk bisnis rental mobil ASSA yaitu berupa sewa kendaraan jangka panjang untuk korporasi yang juga sudah dilakukan analisis risk management dan mitigasi risiko terhadap customer-nya. “Serta lelang otomotif yang sudah dilakukan secara online sehingga volume penjualan kendaraan hasil lelang masih bisa tumbuh,” tambahnya. 

Untuk melakukan strategi itu, ASSA juga telah menggunakan dana belanja modal atau capex yang difokuskan untuk membeli mobil baru untuk bisnis rental ASSA. Dana capex yang telah digunakan sampai dengan kuartal III-2021 mencapai Rp 636,5 miliar dari total alokasi sebesar Rp 1,2 triliun sampai Rp 1,5 triliun. “Capex digunakan untuk membeli mobil baru untuk bisnis rental ASSA,” ujarnya. 

Tak hanya fokus pada target bisnis di tahun ini, perseroan juga berencana untuk melebarkan sayap dari bisnis used car. Dia menambahkan, perseroan saat ini tengah mengembangkan Cartalog yaitu aplikasi price engine menggunakan Artificial Intelligence (AI). 

“Kami juga kami juga mengembangkan Caroline.id yang merupakan marketplace tempat jual beli kendaraan yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat luas terutama di kalangan dunia otomotif,” sambungnya. 

 
ASSA Chart by TradingView

Sementara rencana ekspansi untuk bisnis logistik, ASSA sedang mengembangkan cross border yang merupakan kolaborasi dengan SF Express dari China untuk memasarkan produk-produk hasil UMKM Indonesia di luar negeri. 

Kemudian perseroan juga mengembangkan atau otomatisasi dengan menggunakan robotic, dengan tujuan untuk meningkatkan proses pengelolaan dalam pengiriman barang sehingga lebih cepat dan akurat. Untuk mendukung rencana tersebut, perseroan memperkirakan belanja modal yang dicadangkan di tahun 2022 akan setara dengan tahun 2021 yakni sekitar Rp 1,2 triliun sampai Rp 1,5 triliun. 

“Untuk anggaran capex di tahun depan, kami masih melakukan penghitungan sambil terus melihat perkembangan pemulihan ekonomi pasca Covid-19. Namun untuk alokasi capex di tahun depan, sama seperti tahun sebelumnya yaitu akan lebih banyak digunakan untuk pembelian mobil baru untuk bisnis rental ASSA,” tutupnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .