Adi Sarana Armada (ASSA) Menghitung Efek Kenaikan Harga BBM



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan usaha penyedia Bahan Bakar Minyak (BBM) kembali menaikkan lagi harga produk BBM-nya di SPBU per 1 Oktober 2023, usai kenaikan pada bulan September 2023 lalu. Di antara pemilik SBPU yang menaikkan harga adalah PT Pertamina (Persero), Shell Indonesia, BP-AKR dan juga Vivo Energy Indonesia.

Sebagai emiten transportasi dan logistik, bisnis PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) akan turut terpengaruh kenaikan harga BBM. Prodjo Sunarjanto, Direktur Utama ASSA menuturkan, kenaikan harga BBM yang terjadi pasti akan memberikan efek pada keseluruhan industri. 

ASSA memperkirakan dampak kenaikan ini masih dapat dijaga terhadap kinerja konsolidasi ASSA secara tahunan seiring dengan operasional Adi Sarana Armada yang sudah jauh lebih baik dibandingkan akhir tahun 2022. 


​Pada bisnis rental, BBM ditanggung oleh customer sehingga tidak ada dampak langsung terhadap beban biaya ASSA. Untuk memperkecil dampak kenaikan BBM pada bisnis logistik, ASSA terus meningkatkan efisiensi dan produktivitas. ASSA juga sudah memperhitungkan potensi kenaikan biaya bahan bakar di dalam perjanjian kontrak terhadap pelanggan. 

Baca Juga: Autopedia Sukses Lestari (ASLC) Proyeksikan Laju Bisnis Lebih Baik di Semester II

Dia menambahkan, saat ini ASSA sedang fokus mengembangkan bisnis logistik untuk menjadi penyedia end-to-end logistic solution. Dalam mengembangkan bisnisnya tersebut, Adi Sarana Armada melakukan sejumlah inisiatif untuk meningkatkan layanan kepada pelanggannya, seperti membentuk Cargoshare untuk mid-mile logistiknya. 

"Kami juga melihat potensi dan momentum untuk meningkatkan penetrasi ke pelanggan-pelanggan korporasi, dimana semakin banyaknya perusahaan yang berfokus pada bisnis utamanya dan ingin mencari efisiensi, daripada harus mengelola armadanya sendiri, ASSA sebagai salah satu pemain terkemuka di bidang logistik dan transportasi menawarkan solusi terintegrasi untuk menyelesaikan masalah bagi seluruh pelanggan korporasi yang membutuhkan," kata Prodjo kepada Kontan.co.id, Rabu (4/10). 

Baca Juga: TGKA dan ASSA Membidik Peluang Segar Bisnis Gudang Berpendingin

Prodjo memberikan gambaran, pembentukan Cargoshare membantu meningkatkan utilisasi trucking ASSA serta memberikan potensi tambahkan pendapatan bagi Adi Sarana Armada. Melalui Cargoshare, ASSA terus mengembangkan penggunaan teknologinya, seperti memiliki in-house transportation management system (TMS) untuk mengintegrasikan logistiknya dari first, mid, hingga last mile sehingga bisa menjadi one stop solution bagi semua pelanggan logistik ASSA.  

Di sisi lain, pada bisnis last mile logistic, Anteraja akan fokus pada profitabilitas dengan terus meningkatkan efisiensi dan optimalisasi dari operasional yang ada saat ini. Kenaikan BBM masih dapat dijaga seiring dengan kurir Anteraja yang bergerak dalam radius yang tidak jauh yaitu sekitar 3 km-5 km. 

"Selain itu, Anteraja merupakan satu-satunya express delivery company yang memiliki robotic sorting facility di Indonesia sehingga bisa meningkatkan efisiensi, akurasi, dan produktivitas," kata dia.

Baca Juga: Adi Sarana Armada (ASSA) Masuk Bisnis Sektor Cold Chain Logistic

Lebih lanjut Prodjo mengatakan hingga semester I 2023 pihaknya telah merealisasikan dana capex senilai Rp 665,6 miliar. Nilai tersebut mayoritas digunakan untuk pembelian kurang lebih 3.000 unit kendaraan baru yang akan digunakan pada bisnis pilar pertama yaitu bisnis rental kendaraan kepada korporasi (B2B). Tahun ini ASSA menganggarkan capex sekitar Rp1,3-1,5 triliun.

"Tahun ini kami berencana menambah sekitar 5.000-6.000 unit kendaraan baru. Hingga semester I 2023, ASSA sudah membeli kurang lebih sebanyak 3.000 unit," pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati