JAKARTA. Pemutusan kontrak Adidas terhadap PT Prima Inreksa Industries, Tangerang, Banten dipicu akibat perusahaan lokal tersebut terbelit banyak utang. Ironisnya, saking banyaknya utang, tidak ada bank yang berniat membiayai. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Tekstil, dan Aneka Departemen Perindustrian (Depperin) Ansari Bukhari membenarkan jika Adidas berniat memutus kontrak dengan PT Inreksa Prima. "Mereka sudah bertemu dengan Depperin sejak tiga bulan lalu," katanya, Kamis (19/6). Menurut Ansari, dalam pertemuan itu terkuak bahwa PT Prima Inreksa memiliki banyak utang baik kepada supplier maupun kepada buyer. Sayang, Ansari lupa berapa jumlah utang pastinya. Ia hanya memperkirakan utangnya berkisar puluhan miliar rupiah. Ansari mengaku tidak mengetahui banyak apa yang menjadi penyebab perusahaan itu menunggak banyak utang. Yang ia tahu, manajemen sebelumya, Elmor Simorangkir pindah keluar negeri. "Penyebab masalah internalnya saya tidak tahu," tandasnya. Karena terlilit banyak utang, Depperin pun mengajak Bank Negara Indonesia (BNI) untuk meminjamkan dana. "Kalau tidak salah Prima butuh dana US$ 50 juta," tegas Ansari. Dana itu rencananya akan digunakan untuk modal kerja perusahaan agar produksinya tetap berjalan. Sayangnya, menurut cerita Ansari, BNI enggan memberikan pinjaman dana. Hal itu disebabkan karena sudah tidak ada lagi aset PT Prima Inreksa yang dapat dijadikan jaminan. Pasalnya, seluruh asetnya telah diagunkan. Pemutusan kontrak ini bukan pertanda hengkangnya Adidas dari Indonesia. Adidas hanya akan mengalihkan produksinya kepada perusahaan lain yang ada di Indonesia. "Ini bukan karena iklim usaha, tapi karena masalah internal perusahaan, jadi tidak akan pindah," katanya. Ansari menyayangkan pemutusan kontrak ini karena akan mengancam periuk nasi 6.000-7.000 nasib karyawannya. "Akan ada mekanisme hukum yang akan berlaku, seperti PHK setelah mempailitkan perusahaan," ceritanya. Banyaknya industri sepatu yang diputus kontraknya, menurut Ansari karena industri ini sangat tergantung dari buyer. Sementara itu, Eddy Wijanarko, Ketua Asosiasi Persepatuan Indonesia membenarkan jika Adidas akan memutus kontrak dengan PT Prima Inreksa. "Pemutusannya akan terjadi pada akhir tahun 2008," tuturnya. Eddy mengaku telah bertemu dengan manajemen Adidas pada dua hari lalu terkait pemutusan kontrak ini. Menurutnya, Adidas berjanji tidak akan meninggalkan Indonesia. Pasalnya, Adidas telah menyiapkan dua pabrik sebagai pengganti pemutusan kontrak ini.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Adidas Putus Kontrak Lantaran Utang
JAKARTA. Pemutusan kontrak Adidas terhadap PT Prima Inreksa Industries, Tangerang, Banten dipicu akibat perusahaan lokal tersebut terbelit banyak utang. Ironisnya, saking banyaknya utang, tidak ada bank yang berniat membiayai. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Tekstil, dan Aneka Departemen Perindustrian (Depperin) Ansari Bukhari membenarkan jika Adidas berniat memutus kontrak dengan PT Inreksa Prima. "Mereka sudah bertemu dengan Depperin sejak tiga bulan lalu," katanya, Kamis (19/6). Menurut Ansari, dalam pertemuan itu terkuak bahwa PT Prima Inreksa memiliki banyak utang baik kepada supplier maupun kepada buyer. Sayang, Ansari lupa berapa jumlah utang pastinya. Ia hanya memperkirakan utangnya berkisar puluhan miliar rupiah. Ansari mengaku tidak mengetahui banyak apa yang menjadi penyebab perusahaan itu menunggak banyak utang. Yang ia tahu, manajemen sebelumya, Elmor Simorangkir pindah keluar negeri. "Penyebab masalah internalnya saya tidak tahu," tandasnya. Karena terlilit banyak utang, Depperin pun mengajak Bank Negara Indonesia (BNI) untuk meminjamkan dana. "Kalau tidak salah Prima butuh dana US$ 50 juta," tegas Ansari. Dana itu rencananya akan digunakan untuk modal kerja perusahaan agar produksinya tetap berjalan. Sayangnya, menurut cerita Ansari, BNI enggan memberikan pinjaman dana. Hal itu disebabkan karena sudah tidak ada lagi aset PT Prima Inreksa yang dapat dijadikan jaminan. Pasalnya, seluruh asetnya telah diagunkan. Pemutusan kontrak ini bukan pertanda hengkangnya Adidas dari Indonesia. Adidas hanya akan mengalihkan produksinya kepada perusahaan lain yang ada di Indonesia. "Ini bukan karena iklim usaha, tapi karena masalah internal perusahaan, jadi tidak akan pindah," katanya. Ansari menyayangkan pemutusan kontrak ini karena akan mengancam periuk nasi 6.000-7.000 nasib karyawannya. "Akan ada mekanisme hukum yang akan berlaku, seperti PHK setelah mempailitkan perusahaan," ceritanya. Banyaknya industri sepatu yang diputus kontraknya, menurut Ansari karena industri ini sangat tergantung dari buyer. Sementara itu, Eddy Wijanarko, Ketua Asosiasi Persepatuan Indonesia membenarkan jika Adidas akan memutus kontrak dengan PT Prima Inreksa. "Pemutusannya akan terjadi pada akhir tahun 2008," tuturnya. Eddy mengaku telah bertemu dengan manajemen Adidas pada dua hari lalu terkait pemutusan kontrak ini. Menurutnya, Adidas berjanji tidak akan meninggalkan Indonesia. Pasalnya, Adidas telah menyiapkan dua pabrik sebagai pengganti pemutusan kontrak ini.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News