JAKARTA. PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk berniat merestrukturisasi (refinancing) utang jatuh tempo pada semester II-2015 sebesar Rp 3 triliun. Opsi refinancing tergantung kondisi pasar. Direktur Keuangan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk, Dewa Made Susila menjelaskan, kebutuhan pendanaan untuk penyaluran pembiayaan perusahaan hingga akhir tahun telah terpenuhi. Total pendanaan per akhir Juni 2015 sebesar Rp 23,7 triliun. Jumlah tersebut terdiri atas Rp 6,7 triliun pinjaman dari perbankan dalam negeri, sebanyak Rp 7,3 triliun merupakan pinjaman luar negeri berupa sindikasi dan bilateral. Sisanya sebesar Rp 9,8 triliun diperoleh dari penerbitan surat utang (obligasi). "Kami memiliki utang jatuh tempo semester II-2015 sekitar Rp 3 triliun. Kami akan melakukan refinancing. Bentuknya dapat melalui penerbitan obligasi, pinjaman perbankan dalam negeri atau pinjaman luar negeri," terang Made, Kamis (30/7). Dikatakan Made, bentuk refinancing disesuaikan dengan kondisi pasar semester II-2015. Pihaknya melihat ongkos yang paling murah, apa pun opsinya. Menurutnya, secara umum, ongkos penerbitan obligasi lebih murah. Sebab, penerbitan obligasi langsung dapat didistribusikan kepada investor. Sementara pinjaman perbankan lebih mahal karena melibatkan bank. Adapun pinjaman luar negeri dianggap menguntungkan apabila nilai tukar rupiah sedang menguat. Jika dibandingkan dengan kondisi tahun lalu, pinjaman luar negeri justru lebih murah. Untuk diketahui, posisi equitas Adira hingga semester I-2015 sebesar Rp 5 triliun. Posisi join financing Adira pada periode yang sama sebesar Rp 20 triliun. Adapun outstanding (gross) di level Rp 47,8 triliun. Kinerja keuangan yang terbilang baik tersebut juga seiring dengan kinerja kredit macet atau non performing financing (NPL) yang terjaga di level 1,7%. "Posisi NPF kami ada sedikit kenaikan dari 1,6% pada kuartal I-2015 menjadi 1,7% pada kuartal II-2015. Namun level tersebut masih relatif terjaga. Kami akan pertahankan NPF di bawah 2%," imbuh Made. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Adira berencana refinancing utang Rp 3 triliun
JAKARTA. PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk berniat merestrukturisasi (refinancing) utang jatuh tempo pada semester II-2015 sebesar Rp 3 triliun. Opsi refinancing tergantung kondisi pasar. Direktur Keuangan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk, Dewa Made Susila menjelaskan, kebutuhan pendanaan untuk penyaluran pembiayaan perusahaan hingga akhir tahun telah terpenuhi. Total pendanaan per akhir Juni 2015 sebesar Rp 23,7 triliun. Jumlah tersebut terdiri atas Rp 6,7 triliun pinjaman dari perbankan dalam negeri, sebanyak Rp 7,3 triliun merupakan pinjaman luar negeri berupa sindikasi dan bilateral. Sisanya sebesar Rp 9,8 triliun diperoleh dari penerbitan surat utang (obligasi). "Kami memiliki utang jatuh tempo semester II-2015 sekitar Rp 3 triliun. Kami akan melakukan refinancing. Bentuknya dapat melalui penerbitan obligasi, pinjaman perbankan dalam negeri atau pinjaman luar negeri," terang Made, Kamis (30/7). Dikatakan Made, bentuk refinancing disesuaikan dengan kondisi pasar semester II-2015. Pihaknya melihat ongkos yang paling murah, apa pun opsinya. Menurutnya, secara umum, ongkos penerbitan obligasi lebih murah. Sebab, penerbitan obligasi langsung dapat didistribusikan kepada investor. Sementara pinjaman perbankan lebih mahal karena melibatkan bank. Adapun pinjaman luar negeri dianggap menguntungkan apabila nilai tukar rupiah sedang menguat. Jika dibandingkan dengan kondisi tahun lalu, pinjaman luar negeri justru lebih murah. Untuk diketahui, posisi equitas Adira hingga semester I-2015 sebesar Rp 5 triliun. Posisi join financing Adira pada periode yang sama sebesar Rp 20 triliun. Adapun outstanding (gross) di level Rp 47,8 triliun. Kinerja keuangan yang terbilang baik tersebut juga seiring dengan kinerja kredit macet atau non performing financing (NPL) yang terjaga di level 1,7%. "Posisi NPF kami ada sedikit kenaikan dari 1,6% pada kuartal I-2015 menjadi 1,7% pada kuartal II-2015. Namun level tersebut masih relatif terjaga. Kami akan pertahankan NPF di bawah 2%," imbuh Made. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News