Adira dan Ansoruna perkuat literasi industri bisnis syariah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Literasi masyarakat terhadap industri bisnis syariah masih sangat rendah. Padahal, peluang bisnis syariah di Indonesia ke depan sangat besar. Di sisi lain, Gerakan Pemuda Ansor sebagai organisasi pemuda muslim terbesar di Indonesia merupakan target paling tepat untuk pengembangan industri syariah, baik sebagai pelaku maupun konsumen pasar.

Nah, berangkat dari pertimbangan tersebut, Ansoruna Business School mengadakan diskusi tematik dengan mengusung tema Mengenal Bisnis Multifinance Syariah, sebagai bagian dari kegiatan literasi tersebut. Diskusi tematik tersebut dilaksanakan Rabu (29/8) di Kantor PP GP Ansor atas kerjasama antara  Ansoruna Business School, Adira Finance Syariah, dan KONTAN ini dibuka langsung oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas. Dalam sambutannya, Yaqut Cholil menyambut baik ikhtiar Ansoruna Business School yang terus berkomitmen dalam pengembangan SDM, termasuk melalui diskusi tematik tersebut.

“Banyak tamu yang datang ke Ansor. Yang menawarkan bantuan dana untuk kegiatan, itu sudah biasa. Tapi kalau ada yang datang bawa ilmu, akan kami sambut dengan penuh hormat. Jadi, diskusi semacam ini sangat tepat, agar membawa manfaat bagi para kader,” jelasanya.


Mohammad Amin, Ketua Bidang Pendidikan dan Ketenagakerjaan, Pimpinan Pusat GP Ansor sekaligus CEO Ansoruna Business School menyampaikan bahwa tujuan lain dari acara ini adalah ikhtiar GP Ansor untuk membuka jejaring dengan pelaku bisnis multifinance syariah. “Kami juga mengundang beberapa lembaga bisnis PP GP Ansor, seperti Ansor Retail dan Sorban Travel. Harapannya, terjalin komunikasi dari GP Ansor dengan pelaku bisnis multifinance syariah, sehingga bisa dimulai penjajakan partnership yang saling menguntungkan,” terangnya.

Ansoruna Business School secara reguler mengadakan diskusi tematik seputar pendidikan, ekonomi dan ketenagakerjaan di kantor GP Ansor. Tujuannya, selain sebagai saluran pembelajaran untuk kader GP Ansor kepada para expertis, serta memperkenalkan GP Ansor kepada para profesional, sekaligus mengupayakan kerjasama di berbagai lini kegiatan.

Selanjutnya, materi utama diskusi tematik kali ini disampaikan oleh Tisna Sumantri, Head of Syariah Business, Adira Finance Syariah. “GP Ansor harus lebih aktif terlibat di industri syariah. Apalagi basis massanya juga cukup besar. Jadi kami berharap dari perkenalan ini, kita bisa memberikan pemahaman tentang bisnis pembiayaan syariah dan dapat kita kembangkan kerjasama yang lebih detail ke depan,” ungkap Tisna saat mengawali pemaparannya.

Dalam kesempatan ini, Tisna menjelaskan, secara terperinci dari mulai perbedaan pembiayaan syariah dengan sistem konvensional, keuntungan, hingga produk produk yang ditawarkan plus network Adira Finance Syariah, yang mulai beroperasi dari Juni 2012. Hingga saat ini, jumlah konsumen Adira Finance Syariah sekitar 743.000. Angka ini terbilang masih mini jika melihat mayoritas penduduk kita yang notabene Muslim.

Bagi Adira Finance Syariah, masih rendahnya penetrasi layanan syariah ini adalah tantangan utama, selain unit usaha tersebut belum lama beroperasi. Sementara persepsi masyarakat terhadap Adira lebih mengenal sebagai lembaga pembiayaan nonbank yang menerapkan sistem konvensional. "Ini tantangan kami untuk terus melakukan edukasi kepada masyarakat agar pembiayaan syariah menjadi pilihan yang tepat. Ketika konsumen datang ke Adira, mereka langsung bilang mau akad syariah," harapnya.

Tisna juga mengungkapkan, memang masyarakat sudah banyak yang mengakses pembiayaan ke Adira terutama untuk kendaraan bermotor dan kebutuhan konsumtif lainnya secara konvensional. Kini, dengan pembiayaan syariah otomotif, konsumen bisa mengajukan pembelian motor atau mobil tanpa khawatir dengan unsur riba. Sebab, sumber pendanaan bersal dari bank syariah dan dana lain yang diperbolehkan secara syariah. Adapun akad atau kesepakatan yang digunakan seperti perjanjian murabahah (jual beli), ijarah (sewa), ijarah muntahiya bittamlik (IMBT) atau sewa beli. "Sedangkan keuntungan diambil bukan berdasarkan bunga tapi diperoleh dari margin jual beli, ujroh atau fee dan bagi hasil atas kerjasama bisnis," paparnya.

Selain produk pembiayaan syariah otomotif, Adira Finance Syariah juga terus mengembangkan pembiayaan syariah umrah. Layanan ini untuk mengakomodasi tingginya minat masyarakat untuk menjalankan ibadah urmah. "Pembiayaan paket umrah adalah produk penyaluran dana berdasarkan prinsip murabahah, yang mana Adira Finance Syariah membiayai paket perjalanan umrah yang dibutuhkan oleh jama’ah," terang Tisna. Karena menerapkan sistem syariah, maka produk ini harus memberikan kepastian dari mulai akomodasi hingga tanggal keberangkatan, hotel, dan sebagainya.

Menurut Tisna, pembiayaan syariah umrah ini menjadi solusi bagi masyarakat untuk berumrah tapi memiliki keterbatasan dalam hal keuangan. "Kalau harus membayar sekaligus Rp 20 juta untuk berangkat umrah mungkin agak berat, tapi kalau dicicil Rp 1 juta bisa mampu," sebutnya. Dalam program pembiayaan syariah umrah, Adira Finance Syariah sudah bekerjasama dengan sejumlah travel umrah lingkup nasional maupun lokal agar memudahkan konsumen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dadan M. Ramdan