Adira Finance: Kenaikan PPN 12% Berpotensi Pengaruhi Permintaan Otomotif



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adira Dinamika Multifinance Tbk (Adira Finance/ADMF) menyampaikan bahwa kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12%, yang akan diterapkan pada 2025, berpotensi memengaruhi permintaan segemn otomotif.

Chief Financial Officer (CFO) Adira Finance Sylvanus Gani mengatakan bahwa kenaikan PPN ini tidak hanya memengaruhi supply dan demand, tetapi juga meningkatkan biaya operasional, seperti biaya pemasaran dan komisi.

Baca Juga: Intip Strategi Adira Finance Kejar Pertumbuhan Kinerja pada 2025


"Namun, seberapa besar dampak peningkatan biaya tersebut belum dapat ditentukan dan saat ini masih dalam proses kajian," ujar Gani kepada Kontan.co.id, Senin (18/11).

Selain itu, kenaikan harga kendaraan bermotor diprediksi akan terjadi, yang berpotensi menghambat pemulihan daya beli konsumen, khususnya pada segmen kelas menengah ke bawah. 

Untuk menghadapi dampak kenaikan PPN, Adira Finance telah mempersiapkan sejumlah langkah strategis.

Perusahaan akan melanjutkan inisiatif untuk memperbaiki struktur biaya operasional, yang telah dimulai sejak tahun lalu, guna memastikan kenaikan biaya dapat dikelola secara efisien. 

Baca Juga: Adira Finance Sebut Melemahnya Daya Beli Masyarakat Berpotensi Naikkan NPF Industri

Adira Finance juga terus mendorong pertumbuhan bisnis dengan beberapa strategi, antara lain: 

1. Ekspansi bisnis secara selektif ke wilayah yang memiliki potensi tinggi. 

2. Pengembangan produk non-otomotif, seperti pembiayaan multiguna. Pada Sabtu (16/11), Adira Finance meluncurkan produk pembiayaan multiguna bernama *Solusi Dana*. 

3. Memperkuat kolaborasi dengan grup usaha untuk meningkatkan basis pelanggan. 

4. Meningkatkan retensi pelanggan melalui penawaran yang lebih kompetitif. 

Baca Juga: Laba Bersih Adira Finance Turun 17% pada Kuartal III-2024

Kinerja Penyaluran Pembiayaan 

Pada Oktober 2024, Adira Finance mencatat penurunan penyaluran pembiayaan baru sebesar 9% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp 30,7 triliun.

Segmen otomotif masih mendominasi dengan kontribusi sebesar 67% dari total portofolio pembiayaan, sementara sisanya berasal dari pembiayaan non-otomotif. 

Meski demikian, pembiayaan baru di segmen non-otomotif justru mencatat pertumbuhan positif, mencapai Rp 10,1 triliun pada periode yang sama. 

Dengan berbagai inisiatif yang dilakukan, Adira Finance berharap dapat mempertahankan kinerja positif meski menghadapi tantangan kenaikan PPN dan potensi pelemahan daya beli konsumen.   

Selanjutnya: PT Agung Podomoro Land Jual Pullman Vimala Hills guna Ekspansi Properti &Lunasi Utang

Menarik Dibaca: Universitas Ciputra Ajak Mahasiswa Ikut Pameran SIAL Interfood 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto