Adira Finance Raih Pembiayaan Baru Rp 14,3 Triliun di Semester I 2022



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama 30 tahun menggeluti bidang pembiayaan kendaraan bermotor, baru kali ini mengalami ketersediaan pasokan kendaraan baru terbatas.

Kendati demikian, PT Adira Dinamika Multi Finance (Adira Finance) sukses membukukukan pertumbuhan pembiayaan baru senilai Rp 14,3 triliun pada semester I-2011. Angka ini menunjukkan pertumbuhan 21% di periode yang sama tahun lalu.

Tercatat, penjualan ritel mobil baru domestik berhasil tumbuh signifikan sebesar 21% (yoy) menjadi 465 ribu unit. Kenaikan ini juga didorong membaiknya daya beli masyarakat di tengah momentum Ramadhan walaupun masih terjadi kesulitan stok karena kelangkaan microchip. Sementara penjualan motor domestik relatif stabil di kisaran 2,4 juta unit hingga Juni 2022.


Baca Juga: Obligasi Adira Finance Rp 268,5 Miliar akan Jatuh Tempo, Begini Kesiapann

Direktur Utama Adira Finance I Dewa Made Susila mengungkapkan bahwa pertumbuhan penjualan ini masih bisa lebih tinggi jika pasokan tidak terhambat. Lebih lanjut, Adira Finance mendapat informasi dari diler bahwa pasokan masih akan terhambat dalam beberapa waktu ke depan.

"Sayangnya, pertumbuhan itu belum mampu membuat outstanding pinjaman tumbuh tinggi. Karena perseroan menghadapi kendala pembayaran dari konsumen (runoff). Jadi reviceble (piutang) kami stabil di sekitar Rp 40 triliun," imbuh dia pada Jumat (29/7).

Meskipun begitu, per posisi Juni 2022, Rasio gross NPL konsolidasi membaik menjadi sebesar 2,0%, jika dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 3,2%.

Hal ini didukung oleh aktivitas ekonomi yang berangsur pulih sehingga mempengaruhi kapasitas pembayaran konsumen Adira Finance terus mencatatkan kinerja yang cukup baik hingga Juni 2022.

Begitu pula dengan pendapatan bunga Perusahan meningkat sebesar 2% yoy menjadi Rp4,5 triliun, sementara beban bunga turun sekitar 6% y/y menjadi Rp1,6 triliun. Made menyebutkan ini terjadi sejalan dengan adanya penurunan pada jumlah pinjaman dan biaya bunga.

Karenanya, pendapatan bunga bersih meningkat sebesar 7% yoy menjadi Rp2,9 triliun dan margin bunga bersih meningkat dari 12,3% menjadi 14,4% di 6M22.

Secara keseluruhan Adira Finance mengalami peningkatan termasuk beban operasional tercatat naik sekitar 3% (yoy) sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan bisnis Perusahaan.

Sementara itu, cost of credit terus mengalami penurunan sebesar 36% (yoy) menjadi Rp525,8 miliar di 6M22. Sehingga Adira Finance membukukan laba bersih meningkat sebesar 40% (yoy) menjadi Rp661 miliar.

Baca Juga: Sekitar 7% Pembiayaan Baru Adira Finance Berasal dari Platform Digital

Meskipun demikian, Made menyebutkan pihaknya tetap berencana untuk meningkatkan aset perusahaan. Salah satu inisiatif yang tengah diupayakan adalah menawarkan pembiayaan non otomotif melalui kampanye #diModalin.

"Kami berharap kampanye ini bisa diterima dengan baik oleh nasabah kami. Karena ini menjadi salah satu solusi, bukan hanya untuk kebutuhan konsumsi, tapi juga bisa digunakan untuk membiayai bisnis, usaha, atau sekolah. Ini upaya kami untuk juga menumbuhkan aset," pungkasnya.

Di balik peningkatan aset perusahaan yang dilakukan, Made pun optimistis ke depannya pertumbuhan pembiayaan baru akan lebih baik.

"Saat ini kami tidak merivisi (target) karena kami percaya, kami harus melakukan banyak hal sebelum merevisi target tersebut. Mungkin penjualan tahun ini full year ada dikisaran Rp 30-32 triliun, karena pada semester I-2022 saja sudah Rp 14,3 triliun. Kami optimistis penjualan di atas Rp 30 triliun," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto