Adira optimistis target premi tercapai



JAKARTA. PT Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance) akan menggenjot pendapatan premi asuransi pada paruh kedua tahun ini. Pada enam bulan pertama tahun ini, pendapatan premi anak usaha bank Danamon ini sekitar 45%-50% dari target tahun ini.

Berdasarkan catatan Adira, per Juni 2014, pihaknya sudah mengantongi pendapatan premi lebih dari Rp 900 miliar atau mencapai Rp 1 triliun. Dibandingkan periode sama tahun lalu, jumlahnya naik sebesar 15%.

Sampai tutup buku tahun ini, Adira mematok target pertumbuhan premi 15%-16% dari tahun lalu menjadi Rp 2 triliun. "Kami berharap tidak terjadi sesuatu sehingga semester II ini lebih baik daripada semester I lalu," ujar Indra Baruna, Direktur Utama Adira Insurance.


Demi mencapai target pendapatan premi tahun ini, Adira terus mengembangkan distribusi produk kepada calon nasabah. Adapun salah satu produk Adira yang laris manis adalah asuransi mikro berupa asuransi kesehatan yang menanggung risiko penyakit demam berdarah dan tipus. "Sampai sekarang sekitar 3.500 sampai 4.000 polis sudah berhasil terjual," jelas Indra.

Adira juga akan mengandalkan polis nasabah yang berakhir bulan Desember 2014. Dengan demikian, ada harapan pertumbuhan penjualan sehingga bisa mendongkrak pendapatan premi.

Faktor lain yang bisa mengangkat pendapatan premi asuransi adalah surat edaran otoritas jasa keuangan (OJK) tentang penetapan tarif premi asuransi kendaraan bermotor dan properti. Menurut Indra, penetapan tarif tersebut bisa menggenjot pendapatan premi asuransi 30% hingga 33% di paruh pertama tahun ini dibandingkan semester pertama tahun lalu.

Kendati demikian, surat edaran OJK tentang penetapan tarif premi justru membuat pendapatan Adira dari lini asuransi kendaran bermotor menyusut. Pasalnya, rate yang ditetapkan oleh OJK lebih rendah ketimbang jumlah yang dipatok oleh Adira. "Rata-rata rate kendaran bermotor kami turun 8%," ungkap Indra.

Beruntung, jumlah asuransi kendaraan roda empat bertumbuh 16% di semester pertama tahun ini dari periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, penjualan asuransi kendaraan bermotor roda dua masih stagnan. "Jadi boleh dibilang efeknya netral. Yang satu turun, yang satu naik," imbuh Indra.

Selain mengincar pertumbuhan premi asuransi konvensional, Adira juga membidik kenaikan premi dari unit usaha syariah. Tahun ini, Adira berharap premi asuransi syariah naik 21,4% dari tahun lalu menjadi Rp 170 miliar. "Kami ingin menggenjot pangsa pasar syariah menjadi 10%," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Fitri Arifenie