Adopsi Cloud dalam Transformasi Digital Butuh Kepemimpinan CXO



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyak perusahaan mulai melakukan migrasi data ke cloud dalam menjalankan transformasi digital. Semakin tingginya transisi ini menunjukkan bahwa digitalisasi merupakan sebuah keharusan saat ini. 

Meski penggunaan cloud semakin meningkat namun kelanjutnya penggunaannya bisa terhenti kalau pemahaman pelaku usaha bagaimana manfaatnya bagi operasional perusahaan secara luas, termasuk dalam keterlibatan pelanggan, transaksi, dan juga menyederhanakan operasi.

Adam Darmanto, Chief Operational Officer (COO) IDCloudHost mengatakan, adopsi cloud sering kali gagal atau tidak maksimal karena ketidakjelasan tujuan dari adopsi cloud. 


"Lalu, kurangnya kepemimpinan bisnis dalam adopsi cloud dapat membatasi manfaat bagi tim atau pelanggan mereka untuk menjadi lebih produktif," jelas dia dalam W.Media's Cloud & Datacenter Convention 2023, belum lama ini.

Ia menambahkan, use case penggunaan layanan cloud belum sepenuhnya dipahami. Sebagai contoh, cloud dapat menjadi solusi untuk mengalihdayakan sistem informasi, keahlian tenaga kerja, atau investasi modal.

Cloud yang berorientasi pada sistem informasi juga dapat berperan sebagai produktivitas enabler, atau ruang kerja untuk kolaborasi tim.

Komputasi awan merupakan masa depan dan satu-satunya teknologi yang tepat untuk melakukan transformasi digital dalam rangka memenuhi permintaan pasar, menjaga daya saing dan mengembangkan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan di masa depan. 

Menurutnya, Chief Experience Officer (CXO) atau manajer dengan tanggung jawab penuh atas produk dan layanan organisasi perlu merangkul dan memahami layanan cloud untuk mempercepat transformasi digital di perusahaan mereka. 

Transformasi digital merupakan inisiatif besar sehingga tidak bisa diserahkan kepada divisi IT saja. Dia melihat, ransformasi digital membutuhkan kepemimpinan CXO dan keterlibannya akan menjamin kesuksesan transformasi digital di perusahaan.

W.Media's Cloud & Datacenter Convention 2023 membahas adopsi Data Center dan Cloud Services serta praktik terbaik di antara para pemain industri. Para ahli dari perusahaan seperti Google, IDCloudHost, BDx, ZTE, dan Mitsubishi Heavy Industries Engine System Asia turut serta dalam acara ini.

Hasil studi Fasilkom UI, BSSN, dan ACCI mengenai adopsi komputasi awan sebagai teknologi yang mempercepat transformasi digital. Sebamyak 31 institusi yang menjadi responden, sebanyak 67,7% telah mengadopsi komputasi awan, dan 32,3% belum mengadopsinya.

Di sisi lain, nilai pasar komputasi awan di Indonesia dan juga kawasan ASEAN cukup menjanjikan dan diperkirakan akan meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan. Pada tahun 2021, nilai pasar cloud di ASEAN mencapai US$5,4 miliar. Internationa Data Corporation (IDC) melaporkan bahwa angka ini akan meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi US$ 13,8 miliar pada tahun 2026.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dina Hutauruk