KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Medikaloka Hermina Tbk (
HEAL) diperkirakan mampu melanjutkan kinerja positif keuangannya. Efisiensi biaya hingga, ekspansi berkelanjutan, hingga aturan baru CoB dinilai bakal dorong prospek emiten rumah sakit ini. Analis Phillip Sekuritas Indonesia, Helen menilai HEAL telah mengadopsi strategi ekspansi yang cepat. Per 30 September 2024, HEAL mengoperasikan 51 rumah sakit dengan 7.613 tempat tidur di 36 kota di Indonesia. Sejak awal tahun, HEAL telah membuka tiga rumah sakit baru, yakni Pasuruan, Madiun, dan IKN. Perusahaan juga berencana untuk membuka satu rumah sakit lagi, PIK 2, yang diharapkan akan mulai beroperasi pada November 2024.
"Kami melihat hal ini sebagai katalis positif bagi HEAL, karena eksekusi yang mulus dari strategi ini akan memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan aliran pendapatan yang kuat dan memposisikan diri relatif lebih baik untuk menangkap permintaan domestik yang terus meningkat untuk layanan kesehatan di tahun-tahun mendatang," terangnya.
Baca Juga: Direksi Hermina Tambah Kepemilikan 1 Juta Saham di Medikaloka (HEAL), Ini Tujuannya Dari sisi kinerja, HEAL mencatatkan kinerja yang solid hingga September 2024. Pada kuartal III, pendapatan HEAL tumbuh 2,7% secara kuartalan (QoQ) menjadi Rp 1,6 triliun, sehingga mengakumulasi pertumbuhan 18,8% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 5 triliun hingga September 2024. Dengan pertumbuhan pendapatan, Helen juga mencermati ekspansi marjin terjadi secara keseluruhan yang didorong oleh langkah-langkah efisiensi biaya. Laba kotor meningkat 21,5% YoY menjadi Rp 1,9 triliun, laba usaha meningkat 35,5% YoY menjadi Rp 866 miliar, dan laba bersih meningkat 34,2% YoY menjadi Rp 468 miliar. "Ini menghasilkan peningkatan marjin laba bersih menjadi 9,3% hingga kuartal III 2024, dibandingkan dengan 8,2% di kuartal III 2023," tulisnya dalam riset, Kamis (31/10) Dari operasinonal, jumlah hari rawat inap meningkat 23,3% YoY dari 1.233 ribu menjadi 1.521 ribu, sementara Bed Occupancy Ratio (BOR) meningkat menjadi 75% hingga September 2024 dari periode yang sama tahun lalu di 71%. Kunjungan pasien rawat jalan meningkat 14,1% YoY menjadi 6,5 juta, didukung oleh pemeriksaan kesehatan (
medical check-up/MCU) bagi karyawan Grup Astra. "Rata-rata Lama Rawat Inap (ALOS) adalah 2,9 hari, naik dari 2,8 hari," terangnya.
Ke depan, Helen memperkirakan sektor kesehatan di Indonesia memiliki prospek pertumbuhan yang kuat. Hal itu didukung oleh populasi yang terus bertambah, inisiatif pemerintah, investasi yang berkelanjutan di bidang infrastruktur kesehatan, dan kemajuan teknologi. Selain itu, skema koordinasi manfaat (CoB) terbaru mengatur pembagian biaya antara BPJS dan asuransi untuk pasien JKN Kelas I yang ingin meningkatkan layanan mereka ke VIP. Berdasarkan peraturan ini, rumah sakit dapat mengenakan biaya maksimal 200% dari tarif INA-CBG Kelas I. BPJS menanggung 75% biaya dan asuransi menanggung 125% sisanya. "Penerapan skema ini berpotensi memberikan dampak positif terhadap margin, terutama jika banyak pasien Kelas I yang meningkatkan layanan mereka menggunakan CoB," sebutnya.
Karenanya, Helen merekomendasikan
buy HEAL dengan target harga Rp 1.730.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih