JAKARTA. Investasi di bidang infrastruktur semakin menggoda para pemodal. Buktinya, setelah Asosiasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (ADPLK), kini giliran Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) yang melirik penempatan dana melalui pembangunan proyek infrastruktur.Sepanjang tahun 2010 lalu dana kelolaan anggota ADPI yang tersimpan di Surat Utang Negara (SUN) mencapai 32% total dana kelolaan. Dana kelolaan para anggota ADPI sendiri mencapai Rp 100 triliun. Selain di SUN, dana lembaga pensiun juga tersimpan di obligasi korporasi (23% - 24%), deposito (20%), saham (18% - 20%), dan tak lebih dari 5% di properti, seperti tanah dan bangunan.Dengan strategi tersebut, dana pensiun mengantongi imbal hasil alias return on investment (RoI) hingga 11%. Kini mereka menargetkan hasil investasi menjadi 14%. Untuk memenuhi target itu, mereka menggeser portofolio investasi. "Seperti peningkatan di portofolio proyek infrastruktur berimbal-hasil menggiurkan," kata Ketua ADPI Djoni Rolindrawan, kemarin.Namun, investasi itu bukan pada penyertaan langsung pada proyek-proyek tertentu. Investasi ini berada pada reksadana yang berbentuk kontrak investasi kolektif penyertaan terbatas (RDPT). Saat ini APDI tengah membahas penyempurnaan instrumen itu. Tentunya, hal ini berpedoman pada sistem investasi yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 199/PMK.010/2008 tentang investasi dana pensiun. Beleid itu membatasi porsi investasi untuk RDPT maksimal 10% dari total aset kelolaan masing-masing perusahaan.Melalui portofolio ini, ADPI tak hanya ingin meningkatkan imbal hasil, tapi juga turut membantu pembangunan infrastruktur. "ADPI tak boleh mementingkan industri dana pensiun saja, tapi juga harus meningkatkan perekonomian nasional melalui pembangunan infrastruktur," paparnya.Direktur Utama Dana Pensiun Bank Mandiri Gatot Subadio tidak keberatan dengan rencana itu. Yang penting, portofolio investasi bisa mengembangkan dana peserta. "Tujuan utama investasi adalah untuk mengembangkan dana peserta," jelas Gatot.Namun, ia mengingatkan, perancangan portofolio RDPT harus memperhitungkan risiko secara matang. Dengan demikian, asosiasi bisa mengantisipasi terjadinya gagal investasi. Selain itu, periode investasi juga harus disesuaikan dengan karakter dana pensiun. "Dana pensiun membutuhkan portofolio yang berjangka panjang," kata dia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
ADPI lirik investasi di proyek infrastruktur
JAKARTA. Investasi di bidang infrastruktur semakin menggoda para pemodal. Buktinya, setelah Asosiasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (ADPLK), kini giliran Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) yang melirik penempatan dana melalui pembangunan proyek infrastruktur.Sepanjang tahun 2010 lalu dana kelolaan anggota ADPI yang tersimpan di Surat Utang Negara (SUN) mencapai 32% total dana kelolaan. Dana kelolaan para anggota ADPI sendiri mencapai Rp 100 triliun. Selain di SUN, dana lembaga pensiun juga tersimpan di obligasi korporasi (23% - 24%), deposito (20%), saham (18% - 20%), dan tak lebih dari 5% di properti, seperti tanah dan bangunan.Dengan strategi tersebut, dana pensiun mengantongi imbal hasil alias return on investment (RoI) hingga 11%. Kini mereka menargetkan hasil investasi menjadi 14%. Untuk memenuhi target itu, mereka menggeser portofolio investasi. "Seperti peningkatan di portofolio proyek infrastruktur berimbal-hasil menggiurkan," kata Ketua ADPI Djoni Rolindrawan, kemarin.Namun, investasi itu bukan pada penyertaan langsung pada proyek-proyek tertentu. Investasi ini berada pada reksadana yang berbentuk kontrak investasi kolektif penyertaan terbatas (RDPT). Saat ini APDI tengah membahas penyempurnaan instrumen itu. Tentunya, hal ini berpedoman pada sistem investasi yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 199/PMK.010/2008 tentang investasi dana pensiun. Beleid itu membatasi porsi investasi untuk RDPT maksimal 10% dari total aset kelolaan masing-masing perusahaan.Melalui portofolio ini, ADPI tak hanya ingin meningkatkan imbal hasil, tapi juga turut membantu pembangunan infrastruktur. "ADPI tak boleh mementingkan industri dana pensiun saja, tapi juga harus meningkatkan perekonomian nasional melalui pembangunan infrastruktur," paparnya.Direktur Utama Dana Pensiun Bank Mandiri Gatot Subadio tidak keberatan dengan rencana itu. Yang penting, portofolio investasi bisa mengembangkan dana peserta. "Tujuan utama investasi adalah untuk mengembangkan dana peserta," jelas Gatot.Namun, ia mengingatkan, perancangan portofolio RDPT harus memperhitungkan risiko secara matang. Dengan demikian, asosiasi bisa mengantisipasi terjadinya gagal investasi. Selain itu, periode investasi juga harus disesuaikan dengan karakter dana pensiun. "Dana pensiun membutuhkan portofolio yang berjangka panjang," kata dia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News