Nama besar DealKeren tak lepas dari sosok Adrian Suherman. Ia pencetus dan pendiri DealKeren, sebuah portal online di Indonesia yang menawarkan diskon untuk berbagai produk dan layanan, mulai dari restoran, salon, kecantikan, wisata hingga hotel. Bahkan, DealKeren juga menjadi target promosi sebuah perusahaan.Diskon atau potongan harga selalu menjadi buruan para penggila belanja. Jamak terlihat belakangan ini pengunjung rela antre berjam-jam demi sebuah barang diskon. Sebagian dari mereka mungkin berpikir, pembelian harga diskon lebih menguntungkan dan hemat. Penilaian konsumen kalau mereka bisa berhemat lewat program diskon inilah yang menjadi latar belakang Adrian membangun DealKeren. Meski perusahaan induk DealKeren adalah perusahaan patungan Asia dan Eropa yakni DMS Grup, Adrian membangun DealKeren sebagai perusahaan pribumi. "Para pekerja kami seluruhnya adalah pemuda-pemudi Indonesia, dari manajemen, kontrol hingga eksekutornya," ujarnya.Kilas balik pendirian DealKeren berawal dari kepulangan Adrian ke tanah air di tahun 2007. Sebelumnya, ia menetap di AS selama 15 tahun untuk bekerja dan menyelesaikan pendidikan hingga meraih gelar Bachelor of Science di bidang enjinering komputer dari University of Arizona. Di tanah air, Adrian pun bekerja pada salah satu perusahaan swasta. Pada Agustus 2010, ia memutuskan berbisnis di bidang jasa pelayanan pemberian diskon setelah berdiskusi dengan seorang teman yang bekerja di DMS Grup. Menurutnya, situs pemberi diskon punya peluangnya bagus di tanah air. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang bagus ditandai dengan menjamurnya berbagai industri serta kegemaran orang Indonesia yang terbilang konsumtif menjadi modal Adrian untuk maju mengajukan diri mendirikan anak usaha DealKeren di Indonesia kepada DMS Group (dmsasialimited.com).Setelah izin keluar, berbekal ilmu komputer yang ia pelajari di AS dan pekerjaannya sebagai seorang konsultan, Adrian mulai berbisnis dengan menawarkan potongan diskon. Berbeda dengan di Amerika yang masyarakatnya sudah terbiasa memanfaatkan kupon diskon, kebanyakan orang di Indonesia belum paham bisnis ini. Toh, Adrian tak gentar membangun usaha baru yang belum terkenal di Indonesia. Meski awalnya keluarganya sendiri sempat ragu akan bisnis DealKeren, Adrian optimistis usahanya ini mampu menarik perhatian masyarakat Indonesia. "Ini karena perilaku masyarakat Indonesia yang cenderung konsumtif," tandas Adrian. Awalnya, ia menawarkan kupon diskon DealKeren ke perusahaan-perusahaan. Tentu, itu dilakukan setelah sebelumnya Adrian mendapatkan kerjasama dengan perusahaan merchant. Halangan lainnya adalah minimnya mencari SDM yang cakap dan berpengalaman dalam bisnis seperti ini. Namun, dengan kerja keras, Adrian mampu membuktikan bisnis ini bisa berjalan baik. Dalam tempo singkat, tidak sampai setahun, member DealKeren mencapai 200.000 orang dan tersebar di Jakarta dan Bandung. Jika sebelumnya karyawannya hanya 10 orang, kini mencapai 40 orang. Pelayanan yang memuaskan, baik untuk member maupun perusahaan yang bekerja sama dengan DealKeren menjadi kunci sukses usahanya. "Apalagi, selain mendapat diskon hingga 50%, member DealKeren juga mendapat info terbaru tentang produk-produk baru," jelas Adrian. Bagi perusahaan mitra, DealKeren bisa menjadi tempat promosi. Meski telah sukses, Adrian menghadapi tantangan berat yakni persaingan hingga masalah SDM. Untuk mengatasi masalah SDM, Adrian pun membangun hubungan layaknya teman dengan para anak buahnya. "Kami seperti teman, komunikasi kami dua arah, tidak ada batasan. Inilah yang membuat para pegawai kami loyal," ujarnya.Meski dari mereka ada yang mendapat banyak tawaran untuk bergabung dengan perusahaan lain, kata Adrian, mereka tetap setia dengan DealKeren. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Adrian jeli melihat celah usaha dari perilaku konsumtif
Nama besar DealKeren tak lepas dari sosok Adrian Suherman. Ia pencetus dan pendiri DealKeren, sebuah portal online di Indonesia yang menawarkan diskon untuk berbagai produk dan layanan, mulai dari restoran, salon, kecantikan, wisata hingga hotel. Bahkan, DealKeren juga menjadi target promosi sebuah perusahaan.Diskon atau potongan harga selalu menjadi buruan para penggila belanja. Jamak terlihat belakangan ini pengunjung rela antre berjam-jam demi sebuah barang diskon. Sebagian dari mereka mungkin berpikir, pembelian harga diskon lebih menguntungkan dan hemat. Penilaian konsumen kalau mereka bisa berhemat lewat program diskon inilah yang menjadi latar belakang Adrian membangun DealKeren. Meski perusahaan induk DealKeren adalah perusahaan patungan Asia dan Eropa yakni DMS Grup, Adrian membangun DealKeren sebagai perusahaan pribumi. "Para pekerja kami seluruhnya adalah pemuda-pemudi Indonesia, dari manajemen, kontrol hingga eksekutornya," ujarnya.Kilas balik pendirian DealKeren berawal dari kepulangan Adrian ke tanah air di tahun 2007. Sebelumnya, ia menetap di AS selama 15 tahun untuk bekerja dan menyelesaikan pendidikan hingga meraih gelar Bachelor of Science di bidang enjinering komputer dari University of Arizona. Di tanah air, Adrian pun bekerja pada salah satu perusahaan swasta. Pada Agustus 2010, ia memutuskan berbisnis di bidang jasa pelayanan pemberian diskon setelah berdiskusi dengan seorang teman yang bekerja di DMS Grup. Menurutnya, situs pemberi diskon punya peluangnya bagus di tanah air. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang bagus ditandai dengan menjamurnya berbagai industri serta kegemaran orang Indonesia yang terbilang konsumtif menjadi modal Adrian untuk maju mengajukan diri mendirikan anak usaha DealKeren di Indonesia kepada DMS Group (dmsasialimited.com).Setelah izin keluar, berbekal ilmu komputer yang ia pelajari di AS dan pekerjaannya sebagai seorang konsultan, Adrian mulai berbisnis dengan menawarkan potongan diskon. Berbeda dengan di Amerika yang masyarakatnya sudah terbiasa memanfaatkan kupon diskon, kebanyakan orang di Indonesia belum paham bisnis ini. Toh, Adrian tak gentar membangun usaha baru yang belum terkenal di Indonesia. Meski awalnya keluarganya sendiri sempat ragu akan bisnis DealKeren, Adrian optimistis usahanya ini mampu menarik perhatian masyarakat Indonesia. "Ini karena perilaku masyarakat Indonesia yang cenderung konsumtif," tandas Adrian. Awalnya, ia menawarkan kupon diskon DealKeren ke perusahaan-perusahaan. Tentu, itu dilakukan setelah sebelumnya Adrian mendapatkan kerjasama dengan perusahaan merchant. Halangan lainnya adalah minimnya mencari SDM yang cakap dan berpengalaman dalam bisnis seperti ini. Namun, dengan kerja keras, Adrian mampu membuktikan bisnis ini bisa berjalan baik. Dalam tempo singkat, tidak sampai setahun, member DealKeren mencapai 200.000 orang dan tersebar di Jakarta dan Bandung. Jika sebelumnya karyawannya hanya 10 orang, kini mencapai 40 orang. Pelayanan yang memuaskan, baik untuk member maupun perusahaan yang bekerja sama dengan DealKeren menjadi kunci sukses usahanya. "Apalagi, selain mendapat diskon hingga 50%, member DealKeren juga mendapat info terbaru tentang produk-produk baru," jelas Adrian. Bagi perusahaan mitra, DealKeren bisa menjadi tempat promosi. Meski telah sukses, Adrian menghadapi tantangan berat yakni persaingan hingga masalah SDM. Untuk mengatasi masalah SDM, Adrian pun membangun hubungan layaknya teman dengan para anak buahnya. "Kami seperti teman, komunikasi kami dua arah, tidak ada batasan. Inilah yang membuat para pegawai kami loyal," ujarnya.Meski dari mereka ada yang mendapat banyak tawaran untuk bergabung dengan perusahaan lain, kata Adrian, mereka tetap setia dengan DealKeren. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News