ADRO akuisisi Bukit Enim senilai US$ 46 juta



JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) melalui anak usahanya PT Alam Tri Abadi (ATA) kembali melakukan akuisisi. Kali ini perusahaan pertambangan batubara ini telah menandatangani akta pemindahan saham untuk mengakuisisi 46% kepemilikan PT Bukit Enim Energi (BEE) senilai US$ 46 juta milik Lucky Star Corporation, Oriental Holdings Ltd., and BrightPath Corp. pada 14 Oktober lalu. Setelah dilakukannya transaksi tersebut, Adaro Energy memiliki 61.04% saham BEE. PT Pamapersada Nusantara (“PAMA”) memiliki 20%, PT Triputra Utama Selaras memiliki 13.92% dan PT Bumi Alam Sejahtera (“BAS”) memiliki 5.04%. PAMA, anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh PT United Tractors Tbk (UNTR), merupakan salah satu kontraktor pertambangan yang telah lama menjalin kerjasama dengan ADRO dan juga salah satu kontraktor paling penting yang dimiliki oleh ADRO. Transaksi ini bukan merupakan transaksi material maupun transaksi yang memiliki benturan kepentingan. “Investasi kami di BEE merupakan bagian dari prakarsa kami untuk membangun pijakan yang kuat dan membuka potensi batu bara di Sumatera Selatan. Akuisisi ini, bersama dengan dua akuisisi lain yang telah diumumkan sebelumnya, merupakan bagian dari komitmen kami untuk mengembangkan cadangan batu bara di wilayah ini, dan pada saat yang bersamaan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat setempat. Investasi ini akan membantu kami dalam pencapaian visi kami untuk menjadi kelompok perusahaan tambang dan energi Indonesia yang terkemuka,” kata Presiden Direktur ADRO, Garibaldi Thohir dalam rilis yang diterima Kontan hari ini. BEE merupakan perusahaan pertambangan batu bara yang tengah mengembangkan proyek batu bara Greenfield di Muara Enim, Sumatera Selatan. BEE merupakan pemegang Izin Usaha Pertambangan (“IUP”) selama 20 tahun yang berlaku sejak Maret 2011 dan mencakup area seluas ±11.130 hektare. Area ini memiliki jaringan transportasi lokal, yang akan melengkapi akuisisi perusahaan logistik batu bara di Sumatera Selatan yang baru-baru ini dilakukan oleh ADRO. ADRO telah melakukan uji kelayakan geologis sebelum menyelesaikan proses pembelian dan berpendapat bahwa IUP ini memiliki potensi pertambangan batu bara terbuka. Marston, konsultan pertambangan internasional yang terkemuka, membantu melakukan studi potensi geologi batu bara, yang menjadi dasar dilakukannya penilaian atas proyek ini. Dibutuhkan kegiatan pengeboran tambahan dan juga analisis batu bara sebelum pernyataan mengenai sumber daya dan cadangan yang sesuai dengan JORC dapat diterbitkan. Kegiatan pengeboran dan analisis batu bara untuk mendukung pernyataan JORC akan dilakukan pada 2012. BEE merupakan salah satu dari beberapa peluang akuisisi, yang sejalan dengan pertumbuhan organik, akan membantu ADRO untuk mencapai kapasitas produksi 80 juta ton per tahun dalam jangka menengah sebagai perusahaan yang terus menciptakan nilai yang berkelanjutan untuk jangka panjang dari batu bara Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Djumyati P.