ADRO incar utang bank US$ 400 juta



JAKARTA. Belakangan ini, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dikabarkan sedang menegosiasikan pinjaman baru. Sumber di IFR Asia.com beberapa waktu lalu menyebut, ADRO tengah terlibat pembicaraan sebuah pinjaman dengan nilai antara US$ 300 juta hingga US$ 400 juta.

Pinjaman itu rencananya memiliki tenor selama tujuh tahun. Calon kreditur ADRO terdiri dari beberapa bank yang kelak akan tergabung dalam sebuah sindikasi pemberi pinjaman bagi emiten yang dinahkodai Garibaldi Thohir tersebut. Belum jelas, untuk apa pinjaman perbankan itu akan digunakan oleh ADRO.

Sekretaris Perusahaan ADRO, Devindra Ratzarwin saat dihubungi KONTAN mengatakan, pihaknya belum bisa menjelaskan tentang hal tersebut. Secara diplomatis, Devindra mengatakan, pada waktunya nanti ADRO akan mengumumkan aksi korporasi yang mereka lakukan. "Akan lebih bijak kalau kita menunggu sampai segala sesuatunya selesai," tutur Devindra, Senin (20/5).


Berdasarkan laporan keuangan kuartal pertama 2013, posisi kas dan setara kas ADRO mencapai US$ 557,79 juta. Sedangkan, utang bank yang harus dibayar dalam tempo satu tahun tercatat US$ 269,41 juta dari total utang jangka panjang perbankan sebanyak US$ 1,25 miliar.

ADRO juga memiliki obligasi berupa guaranteed senior notes (senior notes) senilai US$ 788,86 juta yang terbit tahun 2009 dan jatuh tempo 2019 mendatang. Bila dihitung, rasio utang terhadap modal alias debt to equity ratio (DER) ADRO saat ini masih di bawah 1 kali, tepatnya 0,76 kali. Dengan tambahan utang US$ 400 juta pun, DER ADRO hanya 0,89 kali.

Tahun ini, ADRO menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) ADRO sebanyak US$ 150 juta-US$ 200 juta. Belanja modal tersebut akan ADRO alokasikan bagi rencana akusisi dan maintenance. Manajemen ADRO beberapa waktu lalu bilang, sebagian besar dana belanja modal ditutup dari kas internal.

Kemarin, harga saham ADRO naik 1,82% dari perdagangan hari sebelumnya ke posisi Rp 1.120 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yuwono Triatmodjo