JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) memproyeksikan pasar batubara belum bisa pulih dalam jangka pendek. Sehingga, manajemen ADRO menargetkan produksi batubara tahun ini masih stagnan di level 52–54 juta ton. Mahardika Putranto, Sekretaris Perusahaan ADRO, mengemukakan, biaya kas batubara perseroan diperkirakan terus menurun menjadi US$ 26 per ton sampai US$ 28 per ton. Ini lantaran harga minyak mentah masih melemah dan nisbah kupas yang lebih rendah sebesar 4,71 kali. Oleh karena itulah, manajemen ADRO memperkirakan, EBITDA bakal mencapai sekitar US$ 450 juta sampai US$ 700 juta. Mahardika bilang, perseroannya masih akan menerapkan strategi efisiensi dan mempertahankan belanja modal yang cukup rendah.
ADRO menargetkan produksi batubara di tahun ini
JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) memproyeksikan pasar batubara belum bisa pulih dalam jangka pendek. Sehingga, manajemen ADRO menargetkan produksi batubara tahun ini masih stagnan di level 52–54 juta ton. Mahardika Putranto, Sekretaris Perusahaan ADRO, mengemukakan, biaya kas batubara perseroan diperkirakan terus menurun menjadi US$ 26 per ton sampai US$ 28 per ton. Ini lantaran harga minyak mentah masih melemah dan nisbah kupas yang lebih rendah sebesar 4,71 kali. Oleh karena itulah, manajemen ADRO memperkirakan, EBITDA bakal mencapai sekitar US$ 450 juta sampai US$ 700 juta. Mahardika bilang, perseroannya masih akan menerapkan strategi efisiensi dan mempertahankan belanja modal yang cukup rendah.