ADRO nantikan pendanaan untuk PLTU Batang



JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) menargetkan bisa melakukan financial closing proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang pada 6 Juni 2016 mendatang. Proyek listrik 2x1.000 mega watt (MW) itu rencananya akan didanai oleh Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan beberapa bank lainnya.

Garibaldi Thohir, Direktur Utama ADRO mengatakan, pemenuhan pembiayaan ini mundur dua bulan dari target yang direncanakan karena terhambat masalah penggunaan mata uang dalam pembiayaan tersebut.

"Karena masih ada negosiasi antara JBIC dengan pemerintah Indonesia. Salah satu adalah soal regulasi Bank Indonesia (BI) mengenai pemakaian rupiah," ujar dia di Jakarta, Senin (18/4).


Proyek PLTU yang digarap melalui anak usaha, PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) ini memiliki nilai investasi sebesar US$ 4 miliar. Sebesar 80% dari total investasi atau US$ 3,2 miliar akan didanai dari pinjaman tersebut. Sementara sisanya dari ekuitas.

Pada akhir Maret lalu, perseroan sudah memulai proses konstruksi pembangunan PLTU itu. Proyek ini merupakan bagian dari program elektrifikasi Jawa-Bali serta komitmen Pemerintah untuk merealisasikan penyediaan listrik sebesar 35.000 MW dalam jangka waktu 5 tahun hingga tahun 2019 mendatang. Proyek PLTU tersebut ditargetkan bakal beroperasi pada 2020 serta memasok kebutuhan listrik nasional.

Tahun ini, belanja modal ADRO diperkirakan hanya US$ 75 juta sampai US$ 100 juta. ADRO berharap dalam beberapa tahun ke depan, sepertiga pendapatan perseroan akan berasal dari proyek listrik. Hal ini untuk mengurangi ketergantungan perseroan dari harga komoditas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto