ADRO siapkan dana akuisisi tambang batubara Rp 10 triliun



JAKARTA. Setelah gagal menuntaskan akuisisi PT Bhakti Energi Persada (BEP) di tahun ini, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) kembali memasukkan agenda pengambilalihan tambang batu bara lain di 2011. Selain untuk memperkuat cadangan, aksi korporasi itu dilakukan lantaran likuiditas ADRO masih cukup tebal.

Deputi Sekretaris Perusahaan ADRO Devindra Ratzarwin mengatakan, emiten batu bara itu mengalokasikan dana sebesar Rp 10 triliun untuk melakukan akuisisi tambang batu bara. Sumber pendanaannya sangat beragam.

Saat ini, ADRO memiliki dana kas sebesar Rp 6 triliun. Angka itu sudah termasuk sisa dana obligasi global sekitar US$ 340 juta. "Kami juga memiliki standby facility sekitar US$ 500 juta," ujar Devindra, akhir pekan lalu.


Untuk memuluskan rencana akuisisi tersebut, ADRO sedang mencari aset tambang yang dinilai menguntungkan. Devindra bilang, lokasi tambang yang menjadi incaran tidak terbatas di Pulau Kalimantan saja, tapi juga di Sumatra. Hanya saja, hingga kini belum ada satu pun tambang batu bara yang menurut ADRO layak untuk diakuisisi.

Devindra menuturkan, sebenarnya profil perusahaan seperti BEP yang kini dicari ADRO. Di samping infrastruktur tambang nitu tidak terlalu buruk, kandungan batu baranya juga tidak berbeda jauh dibandingkan batu bara dari tambang ADRO.

Sebagai gambaran, BEP memiliki dua konsesi tambang batu bara di Kalimantan yaitu Blok I Bulungan yang memiliki cadangan batu bara sekitar 110 juta ton dan Kutai Timur dengan cadangan sekitar 5,6 miliar ton.

Blok Bulungan sudah beroperasi mulai tahun lalu. Hingga akhir tahun 2010 produksi Bulungan ditaksir sekitar 700.000 ton. Sementara tahun depan produksi di blok Bulungan akan mencapai 2 juta ton.

Meningkatnya permintaan batu bara global menjadi alasan ADRO untuk meningkatkan cadangannya. Saat ini mayoritas batu bara ADRO di lepas ke pasar ekspor. Sementara untuk pasar lokal hanya disisakan 25% yang sebagain besar dijual ke PLN.

Devindra bilang tahun depan pasokan batu bara ke PLN bertambah sekitar 2 juta ton. "Kami akan menjadi pemasok batu bara terbesar ke PLN," imbuh Devindra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie