JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mematangkan diversifikasi di tiga lini bisnisnya, yakni tambang batubara, logistik dan servis, serta bisnis kelistrikan. Di pertambangan batubara, ADRO telah melakukan diversifikasi ke batubara kokas alias coking coal. Tahun lalu, perseroan mengakuisisi 75% saham IndoMet Coal Project (IMC) dari BHP Billiton dengan nilai US$ 120 juta. IMC terdiri dari tujuh CCOW yang terletak di Kalimantan Tengah dan Timur dengan total sumber daya sebesar 1,27 miliar ton. Setelah diakuisisi aset itu disebut dengan nama Adaro MetCoal Companies. Presiden Direktur ADRO Garibaldi Thohir mengatakan, perseroan sudah mulai memproduksi batubara semi lunak (semi soft). "Di tahun lalu, produksinya sekitar 1 juta ton. Tahun ini targetnya juga sekitar 1 juta ton," ujarnya di Jakarta, Rabu (26/4).
ADRO siapkan US$ 100 juta demi batubara kokas
JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mematangkan diversifikasi di tiga lini bisnisnya, yakni tambang batubara, logistik dan servis, serta bisnis kelistrikan. Di pertambangan batubara, ADRO telah melakukan diversifikasi ke batubara kokas alias coking coal. Tahun lalu, perseroan mengakuisisi 75% saham IndoMet Coal Project (IMC) dari BHP Billiton dengan nilai US$ 120 juta. IMC terdiri dari tujuh CCOW yang terletak di Kalimantan Tengah dan Timur dengan total sumber daya sebesar 1,27 miliar ton. Setelah diakuisisi aset itu disebut dengan nama Adaro MetCoal Companies. Presiden Direktur ADRO Garibaldi Thohir mengatakan, perseroan sudah mulai memproduksi batubara semi lunak (semi soft). "Di tahun lalu, produksinya sekitar 1 juta ton. Tahun ini targetnya juga sekitar 1 juta ton," ujarnya di Jakarta, Rabu (26/4).