KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satu per satu bank mengumumkan kinerja kuartal I 2024 mereka, termasuk bank digital. Dari kinerja tersebut, rata-rata bank membukukan pertumbuhan laba. Laba dan pertumbuhannya menjadi indikator paling lazim mengukur kinerja sebuah bank atau perusahaan dibandingkan aset. Salah satu bank yang sudah mengumumkan laporan keuangan adalah PT Bank Raya Indonesia Tbk. Bank berkode saham AGRO tersebut terus mencetak kinerja positif pada kuartal pertama 2024. Anak usaha Bank Rakyat Indonesia (BRI) ini membukukan laba bersih Rp 9,16 miliar di tiga bulan pertama tahun ini. Pencapaianb itu melonjak 109,5% secara tahunan. Kinerja positif ini didorong pertumbuhan pendapatan bunga bersih yang mencapai 8,9% secara secara tahunan menjadi Rp 134,8 miliar. Ditambah lonjakan pendapatan lain-lain dari Rp 44 miliar jadi Rp 170,8 miliar. Kenaikan ini mampu menutupi peningkatan pesat biaya provisi alias kerugian penurunan nilai aset, dari Rp 9,3 miliar jadi Rp 147,4 miliar.
Meski secara total
ouststanding kredit turun, kredit digital Bank Raya meningkat. Direktur Utama Bank Raya Ida Bagus Ketut Subagia mengungkapkan, outstanding kredit digital sudah mencapai Rp 1,32 triliun. Periode sama tahun lalu, kredit digital baru tercatat sebesar Rp 756 miliar. "Di sisi lain, simpanan digital Bank Raya mampu tumbuh sebesar 27,48% secara tahunan menjadi Rp 905,6 triliun," ujar Bagus, Jumat (26/4). Bagus mengatakan, Bank Raya berkomitmen menjaga pertumbuhan secara berkelanjutan. Untuk mencapai ini, Bank Raya akan terus mempererat sinergi dengan ekosistem BRI Group, salah satunya melalui produk Pinang Dana Talangan. Juga menggandeng agen bank, BRILink. Tak mau kalah, PT Bank Jago Tbk (ARTO) juga mencatatkan kinerja positif di periode tiga bulan pertama tahun 2024. Laba bersih tahun berjalan tumbuh sebesar 24% secara tahunan yoy menjadi Rp 21,71 miliar pada kuartal I-2024, dari sebelumnya Rp 17,5 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Meski laba bersih meningkat, pendapatan bunga bersih Bank Jago terlihat menurun 18,4% yoy dari Rp 422,73 miliar menjadi Rp 344,93 pada kuartal I-2024. Hanya saja total pendapatan berbasis komisi dan pendapatan lain tumbuh 109,88% yoy dari Rp 28,77 miliar menjadi Rp 60,38 miliar pada kuartal I-2024. Di sisi lain dari fungsi intermediasi, Bank Jago mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar 32% yoy. Penyaluran kredit pada akhir kuartal I 2024 mencapai Rp 14,3 triliun, meningkatkan dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yang sebesar Rp 10,8 triliun. Pertumbuhan penyaluran kredit tercapai berkat strategi kolaborasi dengan berbagai mitra (partner), seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya. Dari sisi pendanaan, Bank Jago berhasil meraup dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 13,2 triliun pada kuartal I 2024, tumbuh 42% YoY dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 9,3 triliun. Direktur Utama Bank Jago, Arief Harris Tandjung mengatakan, mengawali tahun 2024, pihaknya tetap konsisten menggunakan strategi kolaborasi dengan ekosistem. "Ini cara efektif untuk bertumbuh secara solid dan sejalan dengan aspirasi kami untuk meningkatkan kesempatan tumbuh berjuta orang melalui solusi keuangan digital yang berfokus pada kehidupan,” ungkap Arief dalam keterangan resminya, Jumat (26/4). Mitra ekosistem strategis, di antaranya ekosistem GoTo dengan GoPay Tabungan serta platform reksadana online Bibit yang terhubung secara
seamless dengan Aplikasi Jago, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan bisnis Bank jago. Ini terlihat salah satunya dari jumlah nasabah
funding Aplikasi Jago yang sebanyak 65% berasal dari mitra ekosistem Sementara bank digital lain belum mengumumkan kinerja kuartal pertaa 2024. Tapi sepanjang dua bulan pertama tahun ini kinerja mereka tampil menggembirakan. Bank BCA Digital misalnya. Pada dua bulan pertama tahun 2023, labanya masih Rp 910 juta. Na, di dua bulan pertama tahun ini telah mencapai Rp 16,04 miliar.
Baca Juga: Biaya Dana Perbankan Bakal Semakin Mahal Bank digital milik BNI juga menunjukkan perkembangan cukup baik. Hibank yang baru meluncur sebagai bank digital pada Mei 2023 mencatat lonjakan penyaluran kredit dan penghimpunan DPK. Per Februari 2024, kredit bank digital UMKM ini mencapai Rp 6,58 triliun, melonjak 78,8% secara yoy. DPK sudah tembus Rp 9,7 triliun, meningkat 47,3% secara tahanan. Hibank membukukan pendapatan bunga bersih Rp 83,08 miliar dalam dua bulan pertama tahun 2024, naik 14,1% yoy. Namun, laba bank konversi dari Bank Mayora ini turun 54,4% menjadi Rp 16,29 miliar.Penyebabnya, sebagai bank yang baru konversi jadi bank digital, beban yang ditanggung meningkat pesar. Total beban operasional Hibank dalam dua bulan pertama tahun ini mencapai Rp 62,8 miliar, melonjak 68,3% yoy. Lalu Bank SeaBank Indonesi mencetak penyaluran kredit Rp 18,15 triliun per Februari 2024, naik 20% dari Rp 15,12 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. DPK mencapai Rp 25,81 triliun, turun 1,48% yoy dari 26,2 triliun pada Februari 2023. Bank ini membukukan pendapatan bunga bersih sebesar Rp 825,94 miliar dalam dua bulan pertama tahun ini, turun 19% secara yoy dari Rp 1,02 triliun. Namun, laba bersih perseroan masih melonjak 163,5% secara tahunan menjadi Rp 34,07 miliar pada Janurai-Februari tahun ini. Biaya provisi turun sebesar 33% YoY jadi Rp 585,6 miliar. Bank Neo Commerce (BNC) mencatat penyalurab kredi per Februari 2024 mencapai Rp 9,75 triliun atau turun 4,9% secara tahanan. Sedangkan penghimpunan DPK mencapai Rp 13,83 triliun atau turun 11,1% secara YoY dari Rp 15,56 triliun. Dua bulan pertama tahun ini, bank berkode saham BBYB itu meraup pendapatan bunga bersih Rp 549,78 miliar, naik 18,8% yoy dari Rp 462,8 miliar. Namun, laba bersihnya hanya naik 2,3% YoY menjadi Rp 11,05 miliar karena biaya provisinya masih tinggi, membengkak 22% yoy menjadi Rp 431,1 miliar.
Terakhir, Allo Bank (BBHI) mencetak kredit Rp 7,04 triliun atau turun 4,9% secara YoY dan DPK mencapai Rp 4,79 triliun atau turun 8,4% secara tahunan. Pendapatan bunga bersih dalam dua bulan peratama 2024 mencapai Rp 172,9 miliar, naik 13,18% YoY. Sehingga laba bersih masih tumbuh 38,4% secara tahunan menjadi Rp 75,43 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Ahmad Febrian