Adu Kencang Pertumbuhan Kinerja Bank Konvensional dan Bank Syariah, Siapa Jawaranya?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hampir seluruh perbankan tanah air telah merilis laporan kinerja keuangannya untuk periode yang berakhir 30 September 2023. Baik bank Umum konvensional maupun Bank Umum Syariah, keduanya kompak menunjukkan pertumbuhan yang positif di sembilan bulan pertama tahun ini.

Memang, tidak semua bank umum konvensional maupun syariah mencatatkan pertumbuhan yang positif. Namun jika melihat data terakhir dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kinerja aset bank syariah secara industri tumbuh 18,35% yoy per Juli 2023 sebesar Rp 534,2 triliun. Sementara itu Bank Umum Konvensional per Juli mencatat total aset sebesar Rp863,71 triliun atau tumbuh 7,3% YoY. 

Laba sebelum pajak Bank Umum Konvensional tumbuh 21%, sementara Bank Umum syariah mencatat laba tumbuh 18,15% YoY.


Baca Juga: Begini Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Perdagangan Kamis (9/11)

Jika dibandingkan pertumbuhan keduanya, Bank Umum Syariah secara industri lebih tinggi pertumbuhan kinerja asetnya dibandingkanBank Umum Konvensional. Namun secara laba, Bank umum Konvensional masih unggul meski angka pertumbuhannya tidak terlalu jauh.

Adapun menurut data terakhir, per Agustus 2023 total aset Bank Umum Konvensional mencapai Rp10,51 triliun. Sementara OJK belum merilis untuk data Bank Umum Syariah per Agustus.

Berdasarkan riset Kontan, bank umum konvensional yang mencatat pertumbuhan laba bersih tertinggi di industri selama periode Januari-September 2023 adalah PT Bank OKE Indonesia Tbk (DNAR), yang laba bersihnya tumbuh 101,46% YoY menjadi Rp20,67 miliar di sembilan bulan pertama 2023.

Penyaluran kredit Oke Bank mencapai Rp 8,64 triliun, tumbuh 15,74% yoy. Di sisi himpunan dana, kelolaan DPK tercatat tumbuh 8,7% menjadi Rp6,13 triliun pada akhir September 2023. Alhasil total aset OK Bank tumbuh 16,17% yoy menjadi Rp10,98 triliun.

Sementara di jajaran bank KBMI 4, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi bank dengan pertumbuhan paling tinggi untuk laba di periode tersebut.

Bank Mandiri mencatatkan kenaikan laba mencapai 27,4% (YoY) menjadi Rp 39,1 triliun. Kredit bank juga tumbuh 12,71% dan DPK tumbuh 6,6%. Alhasil total aset konsolidasi Bank Mandiri mencapai Rp2.007 triliun, tumbuh 9,11% YoY.

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan dalam mendorong pertumbuhan bisnis, Bank Mandiri terus berfokus dalam peningkatan pelayanan dengan memberikan solusi keuangan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan nasabah. Terutama dengan mendorong sektor yang prospektif di setiap wilayah.

Di sisi lain, dalam jajaran Bank Umum Syariah, ada PT Bank Muamalat Tbk yang menjadi jawara pertumbuhan laba bersih untuk periode Januari-September 2023. 

Pertumbuhan laba bersih bank muamalat melesat 65,59% YoY menjadi Rp52,36 miliar per September 2023. Lonjakan laba Bank Muamalat ini didorong pertumbuhan pendapatan berbasis komisi yang meningkat 20,74% (yoy).

Baca Juga: Bank Raya Luncurkan Fitur Saku Bisnis Hingga Ubah Logo

Penyaluran pembiayaan yang tumbuh 22,4% (yoy) dan pendanaan DPK  tumbuh 6,9%. Alhasil aset Bank Muamalat juga tumbuh sebesar 10,7% (yoy) menjadi Rp 66,2 triliun.

“Raihan aset ini merupakan yang terbesar sepanjang sejarah bank ini berdiri. Hal ini juga sejalan dengan pertumbuhan laba yang signifikan hingga hampir dua kali lipat. Tentu saja ini adalah hal yang menggembirakan dan merupakan bagian dari rencana Bank Muamalat menuju pertumbuhan bisnis yang sehat dan profit berkesinambungan,” ujar Indra Falatehan Direktur Utama Bank Muamalat belum lama ini.

Pertumbuhan tertinggi kedua disusul oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) yang mencatatkan perolehan laba  bersih tumbuh 31,04% YoY menjadi Rp 4,2 triliun.

Pertumbuhan laba bersih di topang Pendapatan setelah distribusi bagi hasil tumbuh 7,4% menjadi Rp 12,8 triliun dan pendapatan berbasis komisi mencapai Rp 3,02 triliun atau meningkat 12,4%.

Sementara itu, pembiayaan BSI tercatat tumbuh 15,9%. Hal ini membuat aset BSI ikut bertumbuh 4,6% menjadi sebesar Rp 319,8 triliun pada periode September 2023

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi