JAKARTA. Pasar ruang ritel (retail space) di Jakarta kelebihan pasok. Sebab, meskipun permintaan melorot, para pengembang terus saja membangun ruang ritel baru di Jakarta. Berdasar survei Procon Indah, stok ruang ritel akan bertambah hingga 120.000 m² pada kuartal terakhir 2009.Hendra Hartono, Managing Director PT Procon Indah, merinci, penambahan pasokan ini berasal dari Central Park-Podomoro City di Jakarta Barat, serta Pasar Grosir Senen Jaya di Jakarta Pusat. Kedua pusat perbelanjaan ini akan menambah total pasokan ruang ritel di Jakarta menjadi 3,45 juta m².Sayangnya, lonjakan suplai tersebut tak diikuti dengan tumbuhnya permintaan. Konsekuensinya, tingkat hunian (okupansi) ruang ritel di Jakarta mengecil. Pada kuartal III 2009, okupansi ruang ritel hanya 76,5% turun 1,5% dibanding kuartal sebelumnya.Dampak lanjutannya, estimasi harga sewa kotor ruang perbelanjaan kuartal ini tetap sama dengan kuartal lalu, yakni sekitar Rp 590.000 per m² per bulan.Kondisi ini membuat para pemilik dan pengelola pusat perbelanjaan menempuh berbagai strategi agar bisnisnya tetap bertahan. Seperti pengelola Whole Sale Trade Center Mangga Dua (WTC Mangga Dua) yang mengubah konsepnya dari pusat perbelanjaan menjadi pasar mobil bekas. "Kami harus banting setir untuk menghadapi persaingan yang makin ketat," ujar Herjanto Kosasih, Senior Marketing Manajer WTC Mangga Dua.Strategi ini cukup berhasil mengubah citra WTC Mangga Dua menjadi pusat butik mobil bekas dan onderdil.Bayu Utomo, Business Development Director PT Procon Indah, menilai agar bisa bersaing pengembang harus memiliki konsep yang kuat. "Bila suplai tumbuh di lokasi yang berdekatan, pengembang harus bikin konsep berbeda," ujarnya.Hal senada diutarakan Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perusahaan Real Estate Indonesia (REI), Teguh Satria. "Jika pemain baru datang dengan konsep sama, maka konsumen tidak akan tertarik," ujar Teguh.Teguh mencontohkan Cihampelas Walk sebagai salah satu pusat perbelanjaan baru yang berhasil mengusung tema unik yang sejalan dengan tren green living atau eco lifestyle. "Mall dengan konsep baru akan lebih cepat populer dan mudah diterima," katanya. Hal ini pula tengah dilakukan Grup Agung Podomoro. Pengembang yang tengah mengembangkan superblok Podo Moro City mengusung konsep green living di pusat ritel dan hiburannya."Kami harus menerapkan konsep ramah lingkungan menanggapi isu pemanasan global," kata Indra W. Antono, Marketing Director Agung Podomoro Group. Untuk itu, Agung Podomoro menyediakan taman seluas 1,5 hektare dengan lima tema berbeda di kawasan tersebut.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Adu Konsep di Tengah Jenuhnya Pasar
JAKARTA. Pasar ruang ritel (retail space) di Jakarta kelebihan pasok. Sebab, meskipun permintaan melorot, para pengembang terus saja membangun ruang ritel baru di Jakarta. Berdasar survei Procon Indah, stok ruang ritel akan bertambah hingga 120.000 m² pada kuartal terakhir 2009.Hendra Hartono, Managing Director PT Procon Indah, merinci, penambahan pasokan ini berasal dari Central Park-Podomoro City di Jakarta Barat, serta Pasar Grosir Senen Jaya di Jakarta Pusat. Kedua pusat perbelanjaan ini akan menambah total pasokan ruang ritel di Jakarta menjadi 3,45 juta m².Sayangnya, lonjakan suplai tersebut tak diikuti dengan tumbuhnya permintaan. Konsekuensinya, tingkat hunian (okupansi) ruang ritel di Jakarta mengecil. Pada kuartal III 2009, okupansi ruang ritel hanya 76,5% turun 1,5% dibanding kuartal sebelumnya.Dampak lanjutannya, estimasi harga sewa kotor ruang perbelanjaan kuartal ini tetap sama dengan kuartal lalu, yakni sekitar Rp 590.000 per m² per bulan.Kondisi ini membuat para pemilik dan pengelola pusat perbelanjaan menempuh berbagai strategi agar bisnisnya tetap bertahan. Seperti pengelola Whole Sale Trade Center Mangga Dua (WTC Mangga Dua) yang mengubah konsepnya dari pusat perbelanjaan menjadi pasar mobil bekas. "Kami harus banting setir untuk menghadapi persaingan yang makin ketat," ujar Herjanto Kosasih, Senior Marketing Manajer WTC Mangga Dua.Strategi ini cukup berhasil mengubah citra WTC Mangga Dua menjadi pusat butik mobil bekas dan onderdil.Bayu Utomo, Business Development Director PT Procon Indah, menilai agar bisa bersaing pengembang harus memiliki konsep yang kuat. "Bila suplai tumbuh di lokasi yang berdekatan, pengembang harus bikin konsep berbeda," ujarnya.Hal senada diutarakan Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perusahaan Real Estate Indonesia (REI), Teguh Satria. "Jika pemain baru datang dengan konsep sama, maka konsumen tidak akan tertarik," ujar Teguh.Teguh mencontohkan Cihampelas Walk sebagai salah satu pusat perbelanjaan baru yang berhasil mengusung tema unik yang sejalan dengan tren green living atau eco lifestyle. "Mall dengan konsep baru akan lebih cepat populer dan mudah diterima," katanya. Hal ini pula tengah dilakukan Grup Agung Podomoro. Pengembang yang tengah mengembangkan superblok Podo Moro City mengusung konsep green living di pusat ritel dan hiburannya."Kami harus menerapkan konsep ramah lingkungan menanggapi isu pemanasan global," kata Indra W. Antono, Marketing Director Agung Podomoro Group. Untuk itu, Agung Podomoro menyediakan taman seluas 1,5 hektare dengan lima tema berbeda di kawasan tersebut.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News