Adu Kuat Kokok Emiten Unggas di Kuartal III-2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sederet emiten unggas seperti PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) dan PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) telah melaporkan hasil kinerja keuangannya hingga kuartal III-2024. Hasilnya pun bervariasi.

Dari ketiga emiten tersebut, hanya CPIN yang melaporkan penurunan laba pada periode sembilan bulan pertama tahun ini. Sementara, laba JPFA dan MAIN tercatat tumbuh positif. 

Melansir laporan keuangannya di BEI Kamis (28/10), JPFA mengantongi laba Rp 2,09 triliun pada sembilan bulan pertama tahun 2024. Keuntungan Japfa melesat 123,6% dari Rp 937,25 miliar di periode yang sama tahun lalu. 


Penjualan bersih JPFA melonjak 9,3% dari periode kuartal III-2023 sebesar Rp 37,76 triliun menjadi Rp 41,27 triliun pada sembilan bulan pertama tahun 2024. Beban pokok penjualan meningkat menjadi Rp 33,33 triliun dari Rp 31,84 triliun.

Baca Juga: Laba Japfa Comfeed (JPFA) Melesat 123,6% hingga Kuartal III-2024

Kemudian, laba MAIN melesat 683% dari Rp 45,81 miliar hingga kuartal III-2023 menjadi Rp 358,97 miliar per kuartal III-2024. Dengan begitu laba per saham dasar tercatat Rp 160 dari sebelumnya Rp 20.

Penjualan bersih MAIN di kuartal III-2024 mencapai Rp 9,44 triliun, naik 5,29% dari posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 8,97 triliun. Beban pokok penjualan perusahaan mencapai Rp 8,24 triliun, turun dari episode yang sama tahun lalu Rp 8,22 triliun.

Melansir laporan keuangan yang dirilis Kamis (31/10), CPIN mencetak laba sebesar Rp 2,38 triliun di periode Januari-September 2024. Laba bersih CPIN turun 10,79% secara year on year (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,67 triliun. Dengan begitu laba per saham dasar menjadi Rp 146, dari sebelumnya Rp 163.

Padahal, penjualan bersih CPIN melonjak 5,49% dari kuartal III-2023 sebesar Rp 49,71 triliun menjadi Rp 47,12 triliun pada periode sembilan bulan pertama tahun ini. Beban pokok penjualan naik 6,29% menjadi Rp 42,74 triliun dari posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 40,21 triliun.

Baca Juga: Laba Charoen Pokphand (CPIN) Susut 10,79% Jadi Rp 2,3 Triliun di Kuartal III-2024

Analis BRI Danareksa Sekuritas Victor Stefano mengatakan bahwa capaian laba JPFA telah memenuhi 94% dari target laba bersih 2024 yang diproyeksikan analis, serta 95% dari konsensus pasar.

Kinerja positif JPFA didorong oleh perbaikan margin operasional atau operating profit margin (OPM) yang naik menjadi 7,2% dari 4,5% pada periode yang sama tahun lalu. Selain itu, peningkatan pendapatan kotor sebesar 7% secara tahunan turut menopang pertumbuhan laba.

Faktor lain yang mendukung perbaikan laba bersih Japfa adalah penurunan biaya bunga sebesar 11% YoY pada 9M24. Pengurangan biaya ini sejalan dengan upaya perusahaan untuk memperbaiki struktur permodalan dengan menurunkan rasio net gearing menjadi 65% pada kuartal III 2024, dari sebelumnya 84% pada kuartal III 2023.

Estimasi laba bersih JPFA untuk tahun fiskal 2024 dan 2025 masing-masing naik sebesar 31% dan 26%. 

"Kami memperkirakan margin yang meningkat untuk kuartal IV-2024. Kenaikan ini dipengaruhi oleh harga Day Old Chick (DOC) yang lebih tinggi dan margin segmen ayam hidup (livebird) yang diprediksi mampu menutupi kenaikan biaya pakan," tulis Victor dalam risetnya, Selasa (29/10).

Baca Juga: Laba Malindo Feedmill (MAIN) Melesat 683% hingga Kuartal III-2024

Untuk MAIN, Victor juga mengatakan bahwa laba yang diperoleh melampaui estimasi setahun penuh 2024. Dengan ekspektasi pemulihan margin pada kuartal IV 2024, estimasi EBITDA FY24-25F dinaikkan masing-masing sebesar 74% dan 65% untuk mencerminkan margin yang lebih tinggi akibat biaya bahan baku yang lebih rendah dari yang diharapkan.

"MAIN memiliki porsi bisnis pakan tertinggi dibandingkan dengan perusahaan lainnya," ucap Victor dalam risetnya, Jumat (1/11).

Di samping itu, Victor juga menyebutkan bahwa hasil kinerja keuangan CPIN membentuk 69% dari target laba FY24 dan 74% dari konsensus. 

Dengan proyeksi kenaikan harga ayam di kuartal IV 2024, CPIN diperkirakan akan mengalami perbaikan margin dan potensi pembalikan nilai wajar aset biologis. Ini diharapkan meningkatkan laba bersih di kuartal IV 2024.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Emiten Poultry di Tengah Pemulihan Harga Ayam

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta melihat tergerusnya laba CPIN ini dipengaruhi oleh rendahnya tingkat keuntungan margin seperti Day Old Chick (DOC) maupun ayam broiler. 

Sementara JPFA dan MAIN mengalami keuntungan margin keuntungan dari sisi penjualan pada DOC dan ayam broiler. "Itu perbedaan yang paling jelas kalau hemat saya," kata Nafan kepada Kontan.co.id, Jumat (1/11).

Nafan menerangkan secara prospek emiten unggas terdorong oleh sejumlah katalis positif, seperti periode Natal dan Tahun Baru yang akan meningkatkan permintaan terhadap produk dari emiten unggas. Ditambah lagi ada pemilihan kepala daerah serentak pada November 2024.

"Tentu ini jadi katalis positif bagi permintaan produk dari emiten unggas," imbuh Nafan.

Baca Juga: Kinerja Ciamik, Cermati Saham-Saham Rekomendasi Emiten Poultry

Sementara tu, Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo mengatakan secara teknikal. ketiga emiten ini sedang melanjutkan uptrend kembali dan sudah menyelesaikan koreksi wajarnya.

William merekomendasikan untuk buy saham CPIN dengan support Rp 4.900 dan resistance Rp 5.650, buy on weakness saham JPFA di support Rp 1.590 dan resistance Rp 2.000, serta buy saham MAIN pada support Rp 820 dan resistance Rp 950.

Nafan merekomendasikan untuk hold saham JPFA dan MAIN di target harga masing-masing Rp 1.900 dan Rp 710. Sementara ia merekomendasikan accumulative buy saham CPIN di target harga Rp 5.500.

BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan peringkat buy saham JPFA dengan target harga yang lebih tinggi Rp 2.900 per saham, buy saham MAIN di target harga Rp 1.700 dan buy saham CPIN di target harga Rp 6.400.

Selanjutnya: 202 Pelaku Usaha Jasa Keuangan Ganti Kerugian Konsumen Rp 193,29 Miliar Per Oktober

Menarik Dibaca: Bahayakan Kesehatan, Ini Cara Bersihkan Buah dan Sayur dari Pestisida Berbahaya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati