Adu kuat, peritel mempermak hipermarket



JAKARTA. Persaingan di pasar ritel modern, khususnya hipermarket mengetat. Tak pelak, ini membuat pebisnis di usaha ini saling  adu strategi demi memenangkan persaingan. PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) dan PT Trans Retail Indonesia semisal, memilih memperbaharui tampilan gerai hipermarket mereka.

Matahari Putra Prima semisal, kini perusahaan berkode emiten MPPA ini tengah mempersiapkan konsep gerai Hypermart terbaru. "Kami memasuki konsep generasi ke tujuh," ujar Danny Kojongian, Direktur Komunikasi Korporasi PT Matahari Putra Prima saat berkunjung ke Redaksi KONTAN, Selasa (16/9).

Lantaran itu pula, MPPA  yang tahun ini menargerkan akan membuka sebanyak 20 gerai memilih mengevaluasi pembukaan gerainya menjadi hanya 10 gerai saja. 


Adalah ide Wakil Presiden Direktur MPPA Noel Trinder yang memacu perubahan  gerai Hypermart ke generasi tujuh. "Bisa saja, kami membangun 20 tapi kami lebih ingin menawarkan suasana baru berbelanja," ujar Danny. 

Kelak, gerai Hypermart bakal berubah total secara tampilan. Mulai dari tatanan dekorasi dan interior yang lebih segar. Salah satunya dengan melengkapi dengan gerai makanan dan kafe. Malah, tak menutup kemungkinan ada Matahari Department Store gabung dengan Hypermart.

Menurut Danny, Matahari Putra kini tengah merenovasi Hypermart di Lippo Karawaci, Tangerang. Gerai ini bakal menjadi Hypermart generasi ketujuh perdana dan sekaligus menjadi proyek percontohan untuk mengembangkan Hypermart ke lokasi lain.

Sayang, Danny tidak merinci jumlah dana yang disiapkan MPPA untuk renovasi gerai tersebut. Yang jelas, tampilan anyar Hypermart perdana ini meluncur akhir tahun ini.

Selain memermak tampilan, salah satu lini bisnis Grup Lippo ini juga siap menambah gerai Hypermart. Bulan depan, MPPA akan membuka gerai Hypermart ke 102 di Karawang, Jawa Barat. "Berarti kami akan tambah delapan gerai lagi dari target 10 gerai," papar dia.

Untuk membuka gerai baru, MPPA bakal merogoh kocek dari kas internal sendiri. Jumlahnya lebih dari Rp 40 miliar per gerai. Alhasil, untuk membuka 10 gerai Hypermart, MPPA butuh dana di atas Rp 400 miliar.

Pengeluaran ini pas dengan target bisnis MPPA tahun ini. Bila tahun lalu perusahaan ini meraup pendapatan Rp 11,9 triliun, tahun ini bisa tumbuh 24,3% menjadi sekitar Rp 14,8 triliun. Dari jumlah itu, kata Danny, 92% berasal dari bisnis Hypermart, sisanya dari bisnis supermarket. 

Penambahan gerai juga akan mengukuhkan penguasaan pasar MPPA di bisnis ini.  "Menurut Nielsen, kami sudah nomor satu di ritel hipermarket dengan pangsa pasar sekitar 36%," klaim Danny.

Berkaca dari target bisnis ini, MPPA akan terus menggeber ekspansi di tahun depan. Bila tidak ada halangan, MPPA akan menambah 30 gerai anyar lagi. Adapun target pertumbuhan kinerja mirip berkisar 20%-25%.

Pesaing MPPA, yakni PT Trans Retail Indonesia  lebih dulu mempermak wajah Carrefour. Setelah mengakuisisi seluruh saham PT Carrefour Indonesia, Trans Retail pun mengubah tampilan dan nama Carrefour menjadi Transmart. "Kami menyebut Transmart sebagai retail premium lifestyle," kata Satria Hamid Ahmadi, Kepala Humas Trans Retail, kepada KONTAN.

Nantinya, seluruh gerai Carrefour yang berjumlah 88 gerai akan berubah menjadi TransMart. Kini baru tiga gerai Carrefour yang berubah label, yakni di Tangerang, Banten, Cimahi, Jawa Barat dan Palu, dan Sulawesi Tengah.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto