KONTAN.CO.ID - CALIFORNIA. Pengguna media sosial kini tengah dipertontonkan pertarungan antara Meta Platform, induk dari Facebook dan Instagram, dengan Twitter Inc yang besar dengan media sosial berbasi teks. Pertarungan tersebut menghangat kala Meta baru saja meluncurkan aplikasi Threads yang dinilai memiliki kemiripan dengan Twitter. Tentu, ini menjadi ancaman bagi media sosial yang dimiliki Elon Musk tersebut. Bagaimana tidak, kurang dari 24 jam aplikasi tersebut diluncurkan, pengguna Threads telah mencapai lebih dari 30 juta. Angka tersebut masih terus bertambah seiring wilayah penggunaannya semakin diperluas.
Baca Juga: Cara Menonaktifkan Profil Threads Agar Akun Instagram Tidak Terhapus Rencana Meta meluncurkan aplikasi baru yang disebut-sebut bisa membunuh Twitter memang sudah tersebar sejak bulan lalu. Sepertinya, rencana tersebut gagal diantisipasi oleh Twitter. Bahkan, momentum grup milik Mark Zuckerberg merilis Threads dinilai tepat. Mengingat, baru-baru ini Twitter membuat kebijakan untuk membatasi jumlah tweet yang bisa dibaca tiap harinya sehingga menimbulkan banyak kritikan. Alhasil, langkah ramai-ramai menjajal aplikasi baru besutan Meta tersebut tak terbendung. Ini tentu menjadi ancaman bagi aplikasi berlogo burung biru tersebut. Alih-alih mengeluarkan inovasi baru agar mampu menahan eksodus penggunannya, Twitter justru mengancam menuntut Meta dalam surat yang langsung dikirim ke Zuckerberg oleh pengacara Twitter Alex Spiro. Dilansir dari
Reuters Jumat (7/7), surat tersebut menuduh Meta mempekerjakan mantan karyawan Twitter yang telah dan terus memiliki akses ke rahasia dagang Twitter dan rahasia lainnya. Spiro menulis dalam surat tersebut ingin menegakkan hak kekayaan intelektual dan meminta Meta untuk mengambil langkah segera untuk menghentikan penggunaan rahasia dagang Twitter. Juru Bicara Meta, Andy Stone membantah semua tuntutan yang disebutkan oleh Spiro dalam sebuah postingan di Threads. “Tidak seorang pun di tim teknik Threads adalah mantan karyawan Twitter,” ujarnya. Seorang mantan karyawan senior Twitter mengatakan kepada Reuters bahwa mereka tidak mengetahui adanya mantan staf yang bekerja di Threads, atau personel senior yang mendarat di Meta sama sekali. Sementara itu, pemilik Twitter Musk berkata, "Persaingan itu baik-baik saja, curang tidak," menanggapi tweet yang mengutip berita tersebut. pakar hukum kekayaan intelektual termasuk profesor hukum Stanford Mark Lemley mengatakan, untuk menekan klaim pencurian rahasia dagang terhadap Meta, Twitter akan membutuhkan lebih banyak detail daripada apa yang ada di surat itu. "Semata-mata mempekerjakan mantan karyawan Twitter (yang diberhentikan atau diusir oleh Twitter sendiri) dan fakta bahwa Facebook membuat situs yang agak mirip tidak mungkin mendukung klaim rahasia dagang," katanya.
Baca Juga: Twitter Ancam Tuntut Meta Terkait Platform Threads Jeanne Fromer, seorang profesor di Universitas New York, mengatakan perusahaan yang menuduh pencurian rahasia dagang harus menunjukkan bahwa mereka melakukan upaya yang wajar untuk melindungi rahasia perusahaan mereka. Kasus sering berkisar pada sistem aman yang dielakkan dengan cara tertentu. Dengan adanya kasus ini, Pertarungan antara Musk dan Zuckerberg untuk memperebutkan pangsa pasar pengguna media sosial tampaknya masih bakal seru. Fakta menariknya, pertarungan dua bos teknologi ini bakal terjadi tak hanya sekedar bisnis. Baru-baru ini, muncul kabar keduanya bakal adu pukul dalam pertandingan di ring. Tentu, ini menarik dinantikan.
Editor: Herlina Kartika Dewi