Adu pamer emiten pencetak laba tinggi



JAKARTA. Sejumlah emiten telah merilis kinerja paruh pertama tahun 2013 ini. Meski banyak tekanan di tahun ini, sejumlah emiten masih bisa mencetak pertumbuhan laba bersih nan mencengangkan.

Emiten sektor konstruksi dan properti tampaknya membukukan kenaikan laba tertinggi di semester I 2013. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) semisal, labanya menjulang tinggi hingga 135,6%. Adapun, laba PT Waskita Karya Tbk (WSKT) naik 53%. Begitu pula emiten yang berbisnis properti, BSDE misalnya, laba bersih perusahaan ini melesat 202,72%.

Emiten di sektor perbankan, kinerja masih cemerlang. Bank-bank kelas kakap seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank  Negara Indonesia Tbk (BBNI) serta PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) meraup pertumbuhan laba bersih di atas 15%. (Kontan, 30 Juli 2013)


Namun, ada pula emiten yang labanya tergerus, terutama dari sektor pertambangan dan perkebunan. Ini pula yang menjadi bandul pemberat kinerja PT Astra Internasional Tbk (ASII) pada semester I 2013. Laba bersih ASII menurun 9,28%.

Jhon Veter, Direktur Investa Saran Mandiri bilang, dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi mulai mewarnai kinerja emiten. "Terutama yang bergerak di sektor ritel," ujarnya, kemarin. Imbasnya, beban operasional emiten ini secara rata-rata juga meningkat.

Namun, kenaikan beban (cost) itu tidak sepenuhnya menghambat kinerja keuangan para emiten. Emiten sektor perbankan tetap meraup pertumbuhan kinerja signifikan.

Begitu juga di sektor konstruksi dan properti, mereka  mampu menahan dampak kenaikan harga bahan bakar bersubsidi (BBM). Daya bakar dua sektor ini juga terdorong tingginya belanja konstruksi pemerintah serta permintaan properti dari masyarakat.

Jhon memprediksi, kinerja emiten sektor konstruksi dan properti masih akan berkibar di semester II tahun ini. Begitu juga dengan emiten di sektor konsumsi.

Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada menambahkan, kinerja sektor perbankan juga masih akan terdongkrak di semester II ini.

Hanya, Reza  melihat, inflasi serta  kenaikan bunga acuan akan berdampak pada beban operasional semua emiten di semua  sektor. Kenaikan beban itu akan tampak pada kinerja kuartal III 2013.

Reza mengaku sudah menurunkan proyeksi pendapatan seluruh emiten tahun ini. "Jika sebelumnya, kami  harap pertumbuhan pendapatan antara 18% hingga 20%, kini hanya  berkisar 12%-15%," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie